MAKKAH - Dibutuhkan waktu 18 hari untuk menemukan Suharja Wardi Ardi (69) jamaah haji dari kloter 10 Embarkasi Kertajati (KJT 10). Suharja dinyatakan hilang sejak pelaksanaan puncak wukuf Arafah pada 27 Juni 2023. Satu jamaah lagi Idun Rohim Zen (87) dari kloter 20 Embarkasi Palembang, masih dalam pencarian.
Artinya, butuh waktu yang lebih panjang untuk menemukan keberadaan Idun.
"Masih ada satu jamaah lagi yang terus dalam proses pencarian oleh Tim Linjam PPIH Arab Saudi. Semoga ini juga bisa segera diketemukan," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, kepada Media Center Haji di Makkah, Minggu (16/7) sore WAS.
Lalu kenapa membutuhkan waktu cukup panjang untuk menemukaan jamaah yang hilang? Direktur Bina Haji Arsad Hidayat PHU Kementerian mengatakan jamaah hilang biasanya ditemukan tidak di lokasi awal dinyatakan hilang pertama kali. Sehingga, PPIH juga upaya-upaya lain, seperti mencari ke beberapa rumah sakit. "Jumlah rumah sakit di Makkah, kemudian di Mina lumayan banyak jumlahnya," ujar Arsad.
Jika di rumah sakit Makkah dan Mina tidak ditemukan, pencarian akan bergeser di Thaif bahkan sampai ke Jeddah. Selain itu, PPIH Arab Saudi melacak lokasi-lokasi yang dulu pernah disinggahi Jamaah. Alasannya, jangan jangan tertinggal di toilet atau mungkin (tertinggal) di Arafah, Muzdalifah di Mina. Faktor lain, jamaah tidak lagi mengenakan identitas gelang atau tanda pengenal lainnya sehingga sulit dikenali.
Jika ada informasi terkait orang atau jenazah dengan ciri-ciri seperti yang dicari, masih dibutuhkan identifikasi mendalam terkait identitasnya. Mulai dari memanggil keluarga untuk memastikan yang ditemukan memang yang dicari. Jika tidak ada keluarga, dilakukan cek sidik jari.