JAKARTA - Jumlah jamaah haji wafat sampai hari ke-57 pelayanan sudah melebih angka kematian tertinggi pada 2017 yaitu 658 meninggal. Sampai, Rabu (19/7/2023) pukul 14.00 WAS tercatat 683 jamaah haji meninggal dunia di Arab Saudi sekaligus menjadi tertinggi sejak 2015.
Mengutip data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) angka 658 jamaah tersebut merupakan kumulutif satu musim penyelenggaraan haji. Sedangkan angka 683 jamaah meninggal sekarang ini, masih dalam masa pelayanan haji. Rencanya, masa pelayanan haji baru berakhir pada 3 sampai 4 Agustus mendatang. Menanggapi tingkat kematian jamaah haji, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Hilman Latief, mengatakan akan melakukan evaluasi tahun mendatang.
BACA JUGA:
"Tahun ini, jumlah jemaah haji yang wafat di Tanah Suci paling banyak berusia antara 60-70 tahun, disusul jamaah dengan rentang usia 70-80 tahun. Baru kemudian di bawah 60 tahun dan baru di atas 80 tahun," kata Hilman, sebelum meninggalkan Jeddah menuju Tanah Air, Selasa, 18 Juli 2023 malam. Data tersebut, lanjut Hilman, mejadi perhatian dari PHU untuk melakukan kajian komprehensif di Indonesia.
Selain itu, PHU akan berdiskusi dengan tim kesehatan, untuk kemudian dibuat analisis pemicu kematian jamaah haji. Berdasar laporan sementara, rata-rata yang wafat terkena jantung kemudian ada sesak napas dan lain sebagainya. Tetapi apa yang menjadi penyebabnya, itu yang masih harus dianalisa lagi, karena jumlahnya cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu yang menjadi bahan diskusi adalah pembicaraan antara Kemenag dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait masalah istitha'ah kesehatan. Calon jemaah nantinya harus benar-benar lolos tes kesehatan sebelum bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) untuk diberangkatkan ke Tanah Suci. Hilman menyebut akan dibuat mekanisme yang berbeda. Misalnya, calon jamaah haji harus clear kesehatannya baik mental fisik dan sebagainya, baru ada pelunasan.
BACA JUGA:
Langkah tersebut salah satu upaya lah agar jamaah yang berangkat berapapun usianya tapi kondisinya memungkinkan menjalani prosesi haji. "Ibdah haji keubutuhkan fisiknya sangat berat sekali, apalagi tahun ini sangat panas," tandas Hilman.