Abu Nawas sedih karena ladangnya belum selesai dicangkul, ditambah sang istri tidak mungkin kuat mencangkul sendirian.
Di dalam penjara, Abu Nawas bepikir keras agar istrinya tetap bisa menanam kentang. Kalau tidak, musim tumbuhnya kentang akan berlalu begitu saja. Ia memanggil seorang penjaga penjara.
"Wahai penjaga, saya ingin menulis surat rahasia untuk istriku di rumah tentang sesuatu yang sangat penting," kata Abu Nawas yang menyampaikan bahwa suratnya itu tidak boleh dibaca oleh siapa pun, seperti dikutip dari nu.or.id.
Si penjaga penjara tersebut langsung melaporkan keinginan Abu Nawas kepada Baginda Raja. Baginda Raja menyetujuinya. Penjaga penjara langsung mengambilkan kertas dan pena untuk Abu Nawas.