INILAH kisah mualaf seorang gadis cantik bernama Melissa Oentoro. Wanita yang juga gamers ini mendapat hidayah Islam setelah ingin memurtadkan kawan main game online-nya. Kawan itu kini malah menjadi suaminya.
Alasan Melissa istikamah dengan Islam karena agama ini menurutnya sangat realistis, meskipun menjalaninya tidaklah mudah.
Wanita berdarah Tionghoa itu menegaskan Islam menjadi agama yang masuk ke nalarnya. Sehingga, dirinya makin yakin beralih dan memutuskan menjadi mualaf.
"Islam itu realistis. Secara scientific dia (Islam) masuk, secara pemahaman simple itu dia masuk. Saya enggak harus gimana-gimana," ujar Melissa seperti dikutip dari kanal YouTube Rukun Indonesia.
Ia melanjutkan, Islam juga sangat melindungi dan menghormati perempuan. Sementara orang-orang yang tidak mengenal agama ini beranggapan bahwa wanita-wanita Muslim seakan-akan dipenjara oleh segala aturan.
Setelah resmi menjadi mualaf, Melissa merasakan hal berbeda. Dirinya sebagai perempuan sangat merasa dimuliakan, dihormati, dihargai, dan dilindungi.
"Bahkan kita punya satu surat khusus wanita, An-Nisa. Justru kita dijaga banget," terangnya.
Sementara itu, awal mula mengenal Islam sejak dirinya masih taman kanak-kanak (TK). Namun kala itu, memori yang ada di benaknya adalah Islam agama yang buruk, karena kejadian kerusuhan 1998 membuatnya merasa ketakutan.
"Sebagai orang Tionghoa tinggal di Indonesia, saat itu (1998) mayoritas adalah Islam," bebernya.
Melissa menyatakan setelah kejadian tersebut membuatnya membenci Islam, karena dianggapnya sebagai agama yang menjadikan dirinya dan keluarga cukup terpojokan.
"Bisa dibilang saya ini adalah orang yang membenci Islam," katanya.
Ketika beranjak dewasa, Melissa memiliki hobi yang ditekuninya sejak kecil yaitu bermain game. Bahkan, dia termasuk orang yang sangat aktif di rumah ibadahnya dulu, dan saat itu masih memandang sebelah mata Islam.
Suatu hari Melissa ingin mengajak teman gamersnya untuk ikut ke keyakinannya. Alih-alih berharap bisa meraih surga Tuhannya, ternyata Melissa salah target.
"Tapi salah target, kayaknya dia tahu tentang Kristolog," ujarnya.
Teman gamernya itu malah membuat Melissa berpikir akan keyakinannya terhadap agama yang dianutnya saat itu. Mengapa ia tetap makan babi, padahal di kitabnya dilarang untuk mengonsumsinya.
Kemudian apa itu trinitas, mengapa Tuhan yang disembah bisa ada tiga. Dalam kitabnya diterangkan bahwa sosok yang dianggap anak Tuhan itu berdoa dengan cara bersujud, sedangkan selama ini dirinya dan jemaat lainnya hanya berlutut.
Untuk mengobati keresahannya, Melissa akhirnya bertanya kepada pemuka agama. Namun jawaban yang diterimanya tidak sesuai ekspektasi, malah menjadikannya ragu dan ingin mengenal Islam lebih jauh lagi.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)