Bahkan, Al-Imam Al-Suyuthi menulis karya khusus tentang Maulid yang berjudul “Husn Al-Maqsid Fi Amal Al-Maulid”. Karena itu perayaan Maulid Nabi, yang biasa dirayakan pada bulan Rabiul Awal menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia, dari masa ke masa dan dalam setiap generasi ke generasi.
Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar.
Namun juga terdapat pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela islam pada masa Perang Salib.
"Sahabat yang dirahmati Allah, Sambutlah bulan Maulid dengan penuh kegembiraan. Di antaranya kita melakukan perbuatan-perbuatan yang disukai Nabi seperti perbanyak bersholawat, puasa sunnah Senin yang mana hari Senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam serta lakukan amalan sunnah lainnya. Insya Allah kita semua mendapatkan syafaat dari Baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam," imbau Ustadz Ady.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat bersholawat kepada Nabi. Wahai orang yang beriman, bersholawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya." (QS Al Azhab: 56)
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda: "Siapa saja yang bersholawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR Muslim)
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)