INILAH kisah mualaf cantik asal Kanada bernama Jess. Ia memiliki pengalaman spiritual yang inspiratif hingga mendapat hidayah dan mantap masuk Islam.
Sebelum menjadi mualaf, Jess tergolong cukup taat di kepercayaannya dulu. Setiap hari Jumat dan Sabtu, dia selalu pergi ke tempat ibadah dan tergabung dalam kelompok remaja keagamaan.
Lingkungan di sekitarnya seperti keluarga hingga tetangga sangat berpengaruh terhadap kehidupan Jess kala itu. Bahkan, tetangganya sering menjemputnya untuk beribadah bersama.
Ketika memasuki kelas VIII, saudara laki-lakinya yakni James memutuskan masuk Islam. Jess dan keluarganya sering memanggil saudaranya itu dengan sebutan Abdullah.
"Saya ingat ketika melihatnya sholat, kami sering mengolok-oloknya dengan berkata 'pergi dan sholatlah dengan karpet (sajadah) ajaib'," ungkap Jess, seperti dikutip dari kanal YouTube Jubah Islam.
Ia sering mengajak saudaranya itu berkelahi. Namun, James memilih diam dan mengalah agar tidak ada yang tersakiti.
Namun di balik itu semua, sebenarnya kehidupan Jess sangat sulit. Di usia yang masih muda dia harus terpisah dengan James atau Abdullah yang merupakan saudara satu-satunya.
Kemudian James dan Jess berpisah. Masing-masing diasuh oleh orangtua angkat yang berbeda.
Orangtua angkat Jess kala itu berbeda keyakinan. Ia pun memutuskan tidak ikut ke tempat ibadah orangtua angkatnya tersebut.
"Saya hilang kontak dengan Tuhan. Tapi masih tetap merasa takut kepada Tuhan," beber Jess.
Sementara James masih tetap istikamah dengan ajaran Islam. Sementara Jess tidak mengetahui tentang Islam, namun tetap menerima kehadiran James karena dia adalah saudaranya.
Jess mengatakan perlahan beberapa tahun kemudian keluarganya satu per satu menjadi mualaf. Ia pun menerima kehadiran keluarganya yang kini beragama Islam.
Suatu hari saat Jess sudah hidup mandiri dan terpisah dari keluarga angkatnya. Ia mengatakan setelah itu kehilangan arah, karena tidak tahu harus bagaimana.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya hati Jess hatinya dan memutuskan menjadi mualaf, seperti James adiknya yang sudah lebih dulu masuk Islam.
"Saya akhirnya luluh dan mulai menangis. Ajari saya (Islam) lebih banyak," pungkasnya. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)