3. Pelaku namimah tidak akan masuk surga
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
عَنْ هَمَّامِ بْنِ الْحَارِثِ، قَالَ: كَانَ رَجُلٌ يَنْقُلُ الْحَدِيثَ إِلَى الْأَمِيرِ، فَكُنَّا جُلُوسًا فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ الْقَوْمُ هَذَا مِمَّنْ يَنْقُلُ الْحَدِيثَ إِلَى الْأَمِيرِ، قَالَ: فَجَاءَ حَتَّى جَلَسَ إِلَيْنَا فَقَالَ حُذَيْفَةُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ»
"Dari Hammam bin al-Harits, dia berkata, 'Dahulu ada seorang laki-laki yang menyampaikan berita kepada amir (gubernur). Kami sedang duduk di dalam masjid, orang-orang mengatakan, 'Orang ini biasa menyampaikan berita kepada amir.' Dia datang dan duduk dekat kami, maka Hudzaifah berkata, 'Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak akan masuk surga orang yang melakukan namimah'." (HR Muslim nomor 105)
Lebih lanjut, menjauhi perilaku namimah di era digital dan modern ini membutuhkan tekad kuat dan istikamah kesabaran. Sebab dengan kemudahan media sosial bagi semua orang dapat mengakibatkan cerita fakta atau hoaks, berita baik atau jelek, bahkan aib seseorang yang didapatkan dengan copy paste dan share ulang.
"Banyak kerusakan akibat namimah. Apa pun tujuan awalnya, pasti berujung pada kerusakan dan ketidakstabilan sosial, yang berakibat fitnah dan kebencian, dhon syu' (prasangka jelek) yang berakibat terputusnya silaturahim dan kerugian di mana mana, karenanya jauhilah dan tinggalkan, atau bersiap menerima azab Allah jika masih ngotot di dalamnya. Naudzubillah Min dzalik," tandas Ustadz Ainul Yaqin.
Allahu a'lam.
(Hantoro)