Makin hari Dodi ada niatan belajar tentang Islam. Ia juga melaksanakan sholat secara berdiam-diam yang dibantu oleh sahabatnya bernama Indra.
"Sebelumnya tanya: 'Bisa ajarin sholat gak?' Itu buat kaget, karena kalau ada orang menanyakan tolong ajarin gue sholat itu sesuatu amazing. Itu belum pernah terjadi gitu. Kayak ini serius atau emang cuma mau saat itu incar cewek gitu," ucap Indra dengan meledek.
Dodi juga ikut Sholat Jumat di dekat rumahnya. Sudah mulai pendekatan dengan Islam, tapi belum bersyahadat.
Namun Dodi ternyata tidak hanya menjadi ketua kegiatan keagamaan, ia juga ditunjuk menjadi MC hari raya agamanya dulu. Sebelum mulai sebagai MC, Dodi melakukan sholat hajat.
"Di tahun saya menjadi MC ini, saya hari raya itu enggak di malamnya, tapi saya milih pagi hari, sesi terakhir di pagi hari raya."
"Kenapa saya pilih terakhir? Di situ saya bulatkan tekad bahwa saya benar-benar ingin memeluk Islam. Alasannya dari sebanyak tadi yang mulai dari yang namanya alasan-alasannya yang dalam pikiran saya secara logis," ucap Dodi.
Setelah itu dia mulai yakin untuk masuk Islam. Sebelumnya ia ke altar untuk berdoa terlebih dahulu.
"Saya berlutut di depan altar. Saya mandang itu patung. Saya berdoa, 'Ini terakhir kali saya memanggil engkau, tapi bukan berarti saya meninggalkanmu. Saya hanya ingin memanggilmu dengan sebutan lain yang lebih indah yaitu Nabi Isa.' Di situ saya nangis sejadi-jadinya," jelas Dodi.
Saat ulang tahun ibunya, Dodi memberi tahu kepada semua niat dia ingin masuk Islam. Ibu Dodi sendiri kaget dengan perkataan tersebut.
"Mah, saya enggak mau ngasih apa-apa, saya cuma bilang: 'Saya sudah Islam saat ini'," ungkapnya.
"Yang benar? Kamu lagi naksir siapa?" tanya ibunya.
"Enggak naksir siapa-siapa. Saya kepengin aja," jawab Dodi.
Seiring berjalannya waktu, Dodi pun bersyahadat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, dengan berbagai saksi yaitu sahabatnya, orangtua, dan dosen yang menginspirasi saat kuliah.
Allahu a'lam.
(Hantoro)