Kisah Umat Islam Menangis Menyimak Khotbah Terakhir Rasulullah di Arafah saat Haji Wada

Hantoro, Jurnalis
Kamis 02 Mei 2024 12:02 WIB
Ilustrasi kisah umat Islam menangis simak khotbah terakhir Rasulullah di Arafah saat haji wada. (Foto: Istimewa/mui.or.id)
Share :

INILAH kisah umat Islam menangis ketika menyimak isi khotbah terakhir Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam di Arafah. Khotbah terakhir Rasulullah terjadi saat haji wada atau perpisahan di Padang Arafah pada tahun ke-10 hijriah. 

Ketika itu Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam melakukan khotbah di hadapan umat Islam. Tidak lama kemudian, Nabi Muhammad wafat, yaitu 81 hari sesudah menunaikan haji wada.

Saat melaksanakan haji wada, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bertolak dari Mina menuju Arafah setelah matahari terbit pada hari ke-9 Dzulhijjah (Hari Arafah). Lalu Nabi Shallallahu alaihi wassallam membuat kemah di kaki Jabal Rahmah dan berdiam di dalam kemah itu hingga matahari tergelincir di waktu dzuhur.

Selanjutnya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam naik unta kesayangannya bernama Al-Qaswa lalu berdoa sambil mengangkat kedua tangannya. Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam kemudian pergi menuju Wadi Uranah yang telah dipenuhi kaum Muslimin.

Di tempat itu, Nabi Shallallahu alaihi wassallam menyampaikan khotbah terakhir. Khotbah terakhir Nabi ini memiliki isi yang sarat makna. Di antaranya tetap berpegang teguh kepada Alquran dan hadits (sunnah), dilarang membunuh dan berbuat aniaya serta zalim.

Berikut ini isi khotbah terakhir Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam di Padang Arafah saat haji wada:

Dari Abu Bakrah, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassallam berkhotbah dalam haji wadanya. Antara lain Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

Ingatlah, sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi.

Satu tahun terdiri atas dua belas bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Zul Qo'dah, Zul Hijjah, dan Muharram; yang lainnya ialah Rajab Mudar, yang terletak di antara bulan Jumada (Jumadil Akhir) dan Sya’ban.

Lalu Nabi Shallallahu alaihi wassallam bertanya, "Ingatlah, hari apakah sekarang?" Kami (para sahabat) menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

Lalu Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Bukankah hari ini adalah Hari Raya Kurban?" Kami menjawab, "Memang benar." Kemudian Beliau Shallallahu alaihi wassallam bertanya, "Bulan apakah sekarang?" Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

Nabi Shallallahu alaihi wassallam lalu bersabda, "Bukankah sekarang ini bulan Zul Hijjah?" Kami menjawab, "Memang benar." Kemudian Beliau Shallallahu alaihi wassallam bertanya, "Negeri apakah ini?" Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." 

Lalu Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Bukankah negeri ini?" Kami menjawab, "Memang benar."

Setelah itu Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Maka sesungguhnya darah dan harta benda kalian dan kehormatan kalian diharamkan atas kalian seperti keharaman (kesucian) hari kalian sekarang, dalam bulan kalian, dan di negeri kalian ini."

"Dan kelak kalian akan menghadap kepada Tuhan kalian, maka Dia akan menanyai kalian tentang amal perbuatan kalian. Ingatlah, janganlah kalian berbalik menjadi sesat sesudah (sepeninggal)ku, sebagian dari kalian memukul (memancung) leher sebagian yang lain."

"Ingatlah, bukankah aku telah menyampaikan? Ingatlah, hendaklah orang yang hadir (sekarang) di antara kalian menyampaikan kepada orang yang tidak hadir, karena barangkali orang yang menerimanya dari si penyampai lebih memahaminya daripada sebagian orang yang mendengarnya secara langsung."

"Segala bentuk riba sudah tidak berlaku. Tetapi, kalian berhak menerima modal kalian. Kalian tidak boleh berbuat zalim juga tidak boleh dizalimi. Allah telah menetapkan tidak ada lagi riba dan bahwa riba Abbas ibn Abdul Mutthalib adalah riba yang pertama dihapuskan."

"Demikian pula setiap tuntutan darah pada masa jahiliyah sudah dihapuskan. Dan tuntutan darah pertama yang kuakhiri adalah tuntutan darah Rabi'ah ibn al-Harits ibn Abdil Mutthalib (sepupu Nabi)."

"Wahai Manusia, Sesungguhnya setan telah patah harapan untuk dipertuan di bumi kalian ini, selamanya! Tetapi, jika ia ditakuti dalam hal lain, ia pasti senang dan ini akan membuat kalian terhina dari segi amal kalian. Karena itu, waspadailah ia atas agama kalian."

"Wahai manusia, sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram (suci) itu menambah kekafiran. Disesatkan orang yang kafir itu karena mengundur-ngundurkannya. Mereka menghalalkannya pada satu tahun dan mengharamkannya pada tahun lain agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang Allah haramkan maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah."

"Wahai manusia, sesungguhnya kalian punya hak atas istri-istri kalian dan mereka pun punya hak atas kalian. Kalian berhak melarang mereka memasukkan siapa pun yang tidak kalian sukai ke rumah kalian, melarang mereka melakukan perbuatan keji. Jika mereka tetap melakukan, Allah mengizinkan kalian pisah ranjang dan memukul mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti. Adapun atas diri kalian mereka berhak mendapat rezeki dan pakaian dengan baik."

"Wahai Manusia, berilah istri-istri kalian nasihat yang baik. Sebab mereka adalah mitra kalian yang tidak bisa berbuat apa-apa atas diri mereka. Maka, camkanlah kata-kataku."

"Aku wariskan kepada kalian Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya yang jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan tersesat untuk selamanya."

"Wahai manusia, dengarkanlah kata-kataku dan camkanlah. Kalian sungguh telah tahu bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim lain dan bahwa segenap muslim adalah saudara. Tidak halal bagi seseorang mengambil dari saudaranya kecuali apa yang diberikan dengan lapang hati. Maka, janganlah kalian zalimi diri kalian."

"Ya Allah, bukankah telah kusampaikan?" Semua menjawab serentak dari seluruh penjuru, "Ya Allah, benar!" Kemudian beliau bersabda, "Ya Allah saksikanlah!" Setelah menyampaikan khutbah tersebut, Nabi pun turun dari untanya.

عَنْ أَبِي بَكْرَة، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ فِي حَجَّتِهِ، فَقَالَ: "أَلَا إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ، السَّنَةُاثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ [حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ] مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو الْقَعْدَةِ، وَذُو الْحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ". ثُمَّ قَالَ: "أَيُّيَوْمٍ هَذَا؟ " قُلْنَا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ، قَالَ: "أَلَيْسَ يَوْمَ النَّحْرِ؟ " قُلْنَا؛ بَلَى. ثُمَّ قَالَ: "أَيُّ شَهْرٍ هَذَا؟ " قُلْنَا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ، قَالَ: "أَلَيْسَ ذَا الْحِجَّةِ؟ " قُلْنَا: بَلَى. ثُمَّ قَالَ: "أَيُّ بَلَدٍ هَذَا؟ ". قُلْنَا: اللَّهُوَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ، قَالَ: "أَلَيْسَتِ الْبَلْدَةُ؟ " قُلْنَا: بَلَى. قَالَ: "فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ -قَالَ: وَأَحْسَبُهُ قَالَ: وَأَعْرَاضَكُمْ -عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، وَسَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ فَيَسْأَلُكُمْ عَنْ أَعْمَالِكُمْ، أَلَا لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي ضُلالايَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ، أَلَا هَلْ بَلَغْتُ؟ أَلَا لِيُبَلِّغَ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ مِنْكُمْ، فَلَعَلَّ مَنْ يُبَلَّغُهُ يَكُونُ أَوْعَى لَهُ مِنْ بَعْضِ مَنْ يَسْمَعُهُ

Itulah kisah umat Islam menangis ketika menyimak isi khotbah terakhir Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam di Padang Arafah dalam ibadah haji wada. Allahu a'lam

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya