HIKMAH menyembelih hewan kurban di hari raya Idul Adha ternyata sangat luar biasa besar. Ibadah kurban dianjurkan dilaksanakan setiap Muslim karena besarnya pahala serta keutamaan yang diraih.
Dengan menyembelih hewan kurban juga membuktikan keimanan dan ketakwaan seorang mukmin kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini salah satu ibadah mulia dan bentuk pendekatan diri kepada Allah Ta'ala, bahkan seringkali keutamaan ibadah kurban dibarengi dengan sholat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
"Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (QS Al Kautsar: 2)
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Katakanlah: sesungguhnya sholatku, nusuk-ku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam." (QS Al An’am: 162)
Di antara tafsiran an-nusuk adalah sembelihan, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair, Mujahid, dan Ibnu Qutaibah. Az-Zajaj mengatakan bahwa makna an-nusuk adalah segala sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, namun umumnya digunakan untuk sembelihan.
Adapun hikmah menyembelih hewan kurban pada hari raya Idul Adha adalah sebagai berikut, seperti dihimpun dari Muslim.or.id:
1. Bersyukur atas kehidupan dari Allah Ta'ala
Setiap mukmin wajib bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat hayat (kehidupan) yang diberikan. Allah Ta'ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (QS Ibrahim: 7)
2. Sabar
Setiap Muslim yang berkurban akan mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Ismail Alaihissalam. Ini membuahkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kecintaan kepada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Ismail pun berubah menjadi seekor domba.
Jika setiap mukmin mengingat kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan seharusnya mendahulukan kecintaan Allah Ta'ala daripada hawa nafsu dan syahwatnya.