JAKARTA - Sahabat nabi, Abu Bakar memiliki gelar as shiddiq. Gelar yang bermakna jujur dan benar itu diberikan Rasulullah Saw kepada Abu Bakar.
Lalu, bagaimana Abu Bakar bisa sampai dijuluki as shiddiq oleh Nabi Muhammad Saw? Berikut kisahnya, sebagaimana dihimpun dari laman Muhammadiyah, Selasa (31/12/2024).
Pada suatu malam, Rasulullah Muhammad Saw menjalani perjalanan yang menakjubkan. Ia menjadi seorang musafir yang melampaui batas akal manusia dan menantang logika duniawi. Dari Mekah, Nabi Muhammad diangkat ke Baitul Maqdis dalam semalam. Bagi seorang musafir pada abad ketujuh, perjalanan ini biasa memakan waktu sebulan.
Keesokan paginya, ketika orang-orang kafir Mekah mendengar kabar tentang perjalanan ini, mereka merayakannya dengan harapan bahwa akhirnya mereka dapat membuktikan bahwa Muhammad adalah seorang gila. Mereka berkumpul, menunggu dengan penuh kegembiraan. Begitu mereka mendengar kisah Rasulullah Saw yang mereka anggap “tak masuk akal”, mereka pun tertawa terbahak-bahak, mengejeknya tanpa belas kasihan.
Namun, meski diserbu dengan cemoohan dan ketidakpercayaan, Rasulullah Saw tetap tenang. Ia berjalan menuju Ka’bah, tempat yang begitu ia cintai, dan di sana ia memuji Allah Sang Pemilik Alam Raya ini. Dalam keheningan yang mendalam, beliau berdoa kepada Allah untuk ditunjukkan kembali gambaran Yerusalem.
Begitu Nabi Muhammad mulai mendeskripsikan kota suci itu, tanpa ragu, dengan begitu rinci dan jelas, seolah-olah ia sedang berjalan melalui setiap sudut kota tersebut pada saat itu juga. Orang-orang yang hadir terdiam, terkejut dengan ketepatan deskripsinya.
Orang-orang kafir Quraisy pun beralih kepada para pedagang Mekah, yang lebih sering melakukan perjalanan ke Yerusalem daripada Rasulullah Saw. Namun, dengan rasa terkejut, mereka mengakui bahwa deskripsi yang disampaikan Rasulullah Saw tentang kota itu sangat akurat, melebihi apa yang mereka ketahui. Namun, meskipun bukti semakin kuat, masih ada yang menolak, frustrasi, dan pergi dengan kepala penuh keraguan.