Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu kembali di bulan yang penuh berkah ini.
Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, teladan kedermawanan sepanjang masa.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,
Bulan Ramadan adalah bulan yang tepat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Salah satu caranya adalah dengan berbagi kepada sesama melalui zakat, fitrah, dan infak.
Zakat adalah harta wajib yang dikeluarkan oleh setiap muslim yang telah mencapai nisab dan haul. Zakat disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya.
Zakat fitrah adalah zakat wajib yang dikeluarkan oleh setiap muslim untuk dirinya sendiri, tanggungannya, dan orang yang wajib dinafkahi. Fitech biasanya berupa beras atau makanan pokok lainnya.
Infaq adalah sedekah sunnah yang tidak terbatas jumlahnya. Infak dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, tidak hanya delapan golongan asnaf penerima zakat.
Pada bulan Ramadhan, kebutuhan masyarakat akan semakin meningkat. Banyak fakir miskin, anak yatim, duafa, dan kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan kita.
Marilah kita tunaikan zakat, fitrah, dan infak dengan penuh keikhlasan. Kita dapat menyalurkan zakat dan fitrah melalui lembaga resmi terpercaya. Sedangkan infak bisa kita berikan langsung kepada orang yang membutuhkan atau melalui lembaga sosial.
Salah satu ajaran Islam yang banyak disalahpahami orang awam ialah zuhud. Banyak di antara mereka mengartikan zuhud sebagai sikap tidak mau mengikuti semangat zaman sehingga mereka enggan mempraktekkannya dalam hidup kekinian. Mereka mengidentikkan zuhud dengan tampilan kumal dan keterbelakangan. Kesalahpahaman inilah yang membuat mereka tidak dapat mereguk manfaat serta besarnya pahala zuhud sebagaimana diteladankan oleh Rasulullah SAW.
Sekadar contoh, memaknai zuhud sebagai sikap tidak mau maju di bidang ekonomi adalah salah besar. Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak pernah melarang umatnya untuk maju dari segi perekonomian. Banyak sahabat di sekeliling beliau yang kaya raya dan menjadi saudagar tajir kala itu. Zuhud bukanlah penghalang bagi siapa pun untuk menjadi pengusaha atau eksekutif sukses.
Definisi zuhud yang sebenarnya adalah membuang rasa cinta berlebihan terhadap dunia dan seisinya dari dalam hati. Mengutip Imam al-Junaid dalam kitab Madarij as-Salikin, ia menulis, "orang yang zuhud tidak menjadi bangga karena memiliki dunia dan tidak menjadi sedih karena kehilangan dunia."
Suatu ketika, Zaid bin Tsabit pernah mendengar Rasulullah SAW berkata, "Siapa pun yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan siapa pun yang (menjadikan) akhirat niat (utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)." HR. Ibnu Majah.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita semua selaku umatnya.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,
Bulan Ramadhan adalah waktu untuk membersihkan diri, baik secara fisik maupun rohani. Ibadah puasa yang kita jalankan tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi.
Salah satu kunci untuk mencapai fitri yang fitrah di akhir Ramadhan adalah dengan menjaga pola makan dan kesehatan.
Berikut beberapa tips yang dapat kita lakukan:
Perhatikan asupan makanan: Konsumsi makanan bergizi dan seimbang yang kaya protein, serat, dan vitamin. Hindari makanan yang berlebihan, pedas, dan berminyak.
Jaga hidrasi tubuh: Perbanyak minum air putih, terutama saat sahur dan berbuka puasa.
Olahraga ringan: Lakukan aktivitas fisik ringan secara teratur untuk menjaga kesehatan jasmani.
Tidur cukup: Atur pola tidur yang cukup agar tubuh tetap fit selama berpuasa.
Konsultasi dokter: Jika memiliki kondisi kesehatan tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dengan menjaga pola makan dan kesehatan, in sha Allah kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan optimal dan mencapai fitri yang fitrah.
Semoga Allah SWT memudahkan dan memberikan keberkahan kepada kita semua di bulan Ramadhan ini.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudari, bagaimana puasa hari ini? Semoga selalu lancar Aamiin ya Rabbal alamin.
Tema ceramah hari ini sangat menarik yakni, Bukber semangat, tapi shalat Maghrib terlewat. Ada di sini orang yang pernah seperti itu? Orangnya datang? Jangan diulangi lagi ya. Sebelum dibahas lebih lanjut, mari kita baca bersama-sama QS. Al-Ma'un ayat 4-7.
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (٥) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُوْنَ (٦) وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ (۷)
"4. Celakalah orang-orang yang melaksanakan shalat; 5. (yaitu) yang lalai terhadap shalatnya; 6. Yang berbuat riya; 7. Dan enggan (memberi) bantuan."
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Baca ayat ini jangan hanya sepotong ya Pak, Bu. Jangan hanya fawailul lil mushollin. Jika hanya sepotong, ini bahaya, masak orang yang melaksanakan shalat kok celaka. Kita lihat ayat setelahnya, yaitu orang yang lalai terhadap shalatnya.
Maksud dari lalai itu apa sih? Ini yang mesti dijelaskan. Syekh Ibnu Asyur dalam kitab tafsirnya Al Tahrir wa At- Tanwir menekankan betul bahwa kata sahûn itu bukan lalai karena lupa tidak melakukan sunnah ab'ad dalam shalat, seperti lupa tidak tasyahud awal misalnya, atau karena ragu dengan jumlah rakaat shalat. Bukan itu maksudnya. Kalau itu kan kita diminta untuk melakukan sujud sahwi.
Ibnu Asyur menyebutkan bahwa orang lalai itu adalah orang yang melakukan shalat karena riya', tidak ikhlas dan tanpa ada niat yang tulus. Orang ini pun mudah meninggalkan shalat. Ini yang dimaksud sebagai orang yang lalai itu.
Imam Jajaluddin As-Suyuthi mengumpulkan beberapa riwayat yang menafsirkan ayat ini. Dalam kitab Ad-Durrul Mantsur, salah satu riwayat itu adalah:
وأَخْرَجَ ابْنُ جَرِيرٍ، وَابْنُ مَرْدُويَة عَنِ ابْنِ عَبَّاسِ الَّذِينَ هُم عَنْ صَلَاتِهِمْ ساهُونَ قَالَ: هُمُ المَنافِقُونَ يَتْرُكُونَ الصَّلاةَ في السر ويُصَلُّونَ في العلانية
"Ibnu Jarir dan Ibnu Marduwiyah dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa mereka adalah orang-orang munafik yang meninggalkan shalat saat tidak ada orang dan shalat saat di keramaian."
Dari sini, istilah munafik itu sangat luas artinya. Tetapi, yang perlu digaris bawahi adalah dalam kondisi apapun jangan pernah menyepelekan shalat. Wajib is wajib, no debat!!
Itulah informasi terkait ceramah singkat Ramadhan yang bisa Anda simak, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu terus update berita dan info terkini Anda hanya di Okezone.
(Fetra Hariandja)