10 Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya

Iqbal Widiarko, Jurnalis
Jum'at 07 Maret 2025 13:17 WIB
Ilustrasi ceramah singkat Ramadhan/Foto: FreePik
Share :

CERAMAH singkat Ramadhan layak diketahui. Sudah selayaknya Ramadhan kita jadikan sebagai momentum untuk menebar kebaikan kepada sesama.

Bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan misalnya dan bantulah mereka yang sedang kesulitan. Ramadan juga bisa menjadi bulan untuk memperkuat silaturahmi dengan sesama.

Dilansir dari berbagai sumber pada Jumat (7/3/2025), Okezone telah merangkum ceramah singkat Ramadhan, sebagai berikut.

1. Berlomba-lomba Dalam Mencari Pahala

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mengantarkan kita pada bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah kasih sayang dan kedamaian.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan momen untuk berbagi dan menebar kebaikan. Kita dapat melakukan berbagai amalan kebaikan, seperti:

Memberikan santunan kepada fakir miskin dan anak yatim
Membantu orang yang membutuhkan
Menebar makanan berbuka puasa
Mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan
Bersedekah jariyah
Setiap kebaikan yang kita lakukan, sekecil apapun, akan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Marilah kita manfaatkan bulan Ramadan ini untuk menebar kebaikan dan membantu sesama.

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan mengantarkan kita ke surga-Nya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Menjaga Semangat Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah salah satu momen yang paling dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan suci ini bukan hanya menjadi waktu untuk menahan lapar dan dahaga melalui puasa dan juga menahan hawa nafsu yang membatalkannya, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri secara spiritual dan moral.

Pada bulan Ramadhan kita ditempa untuk menjadi pribadi yang berkualitas lahir dan batin melalui sebuah semangat ibadah yang tumbuh yakni ibadah puasa dan berbagai ibadah-ibadah lainnya. Bulan Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali misi utama diciptakannya kita ke dunia ini yakni untuk beribadah kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (QS Ad-Dzariyat: 56)

Namun, setelah Ramadhan berlalu, seringkali semangat dan amalan baik yang dilakukan selama bulan ini meredup begitu saja. Oleh karena itu, dalam kultum kali ini, mari kita kupas bersama bagaimana kita dapat menjaga semangat Ramadhan yang hanya satu bulan untuk semangat sepanjang tahun dengan mengamalkan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, Ramadhan mengajarkan kita tentang kesabaran. Menahan lapar dan haus serta hawa nafsu sepanjang hari tidak hanya menguji fisik, tetapi juga melatih jiwa untuk bersabar dalam menghadapi segala cobaan. Oleh karena itu, mari kita terapkan nilai kesabaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menghadapi tantangan berbagai aktivitas kehidupan pribadi, bersabar adalah kunci untuk tetap tenang dan melewati setiap ujian dengan kemantapan hati.

Selanjutnya, Ramadhan juga memberikan pelajaran tentang solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Selama bulan Ramadhan ini, kita dilatih untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Kita memberikan sedekah dengan tulus dan berusaha membantu orang-orang yang membutuhkan. Nilai ini harus kita pertahankan setelah Ramadhan berakhir. Mari kita jadikan kepedulian terhadap sesama sebagai gaya hidup kita, sehingga kebaikan yang dimulai selama bulan suci ini dapat terus berlanjut sepanjang tahun.

Selain itu, Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Saat kita merasakan lapar dan haus, kita menjadi lebih menyadari betapa beruntungnya kita dibandingkan dengan orang lain yang mungkin tidak memiliki makanan yang cukup. Mari kita terus bersyukur dalam kehidupan sehari-hari, tanpa harus menunggu bulan Ramadhan tiba. Dengan mensyukuri setiap nikmat, kita dapat hidup dengan lebih bahagia dan penuh rasa syukur. Di antara upaya syukur adalah dengan berbagai dengan sesama.

Upaya ini juga merupakan wujud syukur kita pada Allah dan juga kepada sesama manusia. Rasulullah bersabda dalam haditsnya:

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

Artinya: "Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia." (HR. Abu Dawud)

Ramadhan juga mengajarkan kita tentang pengendalian diri, terutama dalam hal menahan diri dari perilaku buruk dan godaan yang dapat merusak amalan puasa. Setelah Ramadhan, mari kita terapkan kendali diri ini dalam menghadapi godaan sehari-hari, baik itu dalam hal makanan, ucapan, maupun tindakan. Dengan mengendalikan diri, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih terarah menuju kebaikan.

Selanjutnya, Ramadhan memberikan pelajaran tentang ketekunan dalam beribadah. Selama bulan ini, kita meningkatkan frekuensi ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Setelah Ramadhan, mari kita tetap tekun dalam menjalankan ibadah harian, seperti shalat, dzikir, dan membaca Al-Quran. Dengan mempertahankan ketekunan ini, kita dapat memperkuat hubungan spiritual kita dan menjadikan ibadah sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Terakhir, Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Al-Quran. Selama bulan ini, kita berusaha memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran suci yang terkandung dalam Al-Quran. Setelah Ramadhan, mari kita terus membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, kita dapat menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk hidup yang senantiasa membimbing kita dalam setiap langkah.

 

3. Pendidikan Iman Sejak Dini

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu kembali di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, teladan terbaik dalam mendidik anak.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,

Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan dan melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan. Hal ini dapat membantu menanamkan keimanan sejak dini.

Berikut beberapa tips untuk mendidik anak menyambut Ramadhan:

Ajak anak untuk berpuasa sesuai dengan kemampuannya. Jelaskan kepada anak tentang makna dan keutamaan bulan Ramadhan.
Libatkan anak dalam kegiatan ibadah, seperti shalat tarawih, tadarus Al-Quran, dan buka puasa bersama.
Ceritakan kisah-kisah inspiratif tentang bulan Ramadhan kepada anak.
Berikan contoh yang baik kepada anak dalam menjalankan ibadah.
Bersabarlah dalam membimbing anak.
Dengan mengenalkan dan melibatkan anak dalam kegiatan Ramadhan, in sha Allah mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang beriman dan berakhlak mulia.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Kesempatan Emas Meraih Surga-Nya

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Hadirin kaum muslimin dan muslimat, yang semoga Allah merahmati kita semua, tema kita pada saat ini adalah "Sekali dayung dua tiga pulau terlewati."

Kira-kira apa makna pribahasa itu? Itulah peribahasa orang dahulu. Apa makna yang terkandung dalam kata itu? Maknanya adalah sekali mengerjakan maka dapat menyelesaikan dua atau tiga pekerjaan sekaligus atau bahkan lebih, dalam satu waktu."

Kaitannya dengan bulan Ramadhan apa? Jamaah shalat isya dan tarawih yang dirahmati Allah, tentu peribahasa di atas bisa pula kita kaitkan dengan bulan yang mulia ini, yaitu satu orang, bisa mendapatkan pahala dua atau tiga orang atau bahkan lebih dalam satu waktu.

Amalan apa itu? Yaitu memberi makan orang yang berbuka puasa. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan kabar gembira dengan sabdanya,

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ ، غَيْرُ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

"Barangsiapa yang memberi makan orang yang (berbuka) pua- sa, maka baginya pahala semisal orang yang berpuasa, tanpa dikurangi dari pahala orang yang berpuasa sedikitpun" (HR. At- Tirmidzi: 807 dan Ibnu majah: 1746)

Sebagai faedah: memberi makan orang yang berbuka puasa ada beberapa bentuk:
Mengundangnya untuk makan di rumah, atau
Membuatkan makanan dan mengirimkan untuknya, atau
Membelikan makanan untuknya.
Kalau kita menjamu satu orang saja untuk berbuka, maka pahala puasanya akan kita dapatkan dan tidak mengurangi pahala orang itu sedikitpun.
Lalu, bagaimana kalau yang kita jamu ada 5 orang? Atau satu masjid? Berapa banyak pahala yang didapat.
Hadirin kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati, mari kita gunakan kesempatan emas ini untuk menjamu berbuka puasa keluarga, kawan, tetangga dan siapa saja. Supaya kita bisa meraih pahala yang berlipat-lipat ganda.

5. Perbanyak Amal, Hindari Ghibah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah Islam yang penuh dengan akhlak mulia.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan, termasuk menjaga lisan dari perbuatan ghibah dan fitnah. Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain di belakangnya. Sedangkan fitnah adalah menyebarkan berita bohong yang dapat menimbulkan permusuhan.

Kedua perbuatan ini merupakan dosa besar yang dapat merusak pahala puasa dan membuat hati menjadi kotor.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga lisan di bulan Ramadhan dengan cara:

Berbicara hal yang baik dan bermanfaat
Menghindari membicarakan keburukan orang lain
Selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya
Memaafkan kesalahan orang lain
Menyibukkan diri dengan hal-hal positif
Dengan menjaga lisan, in sha Allah kita dapat meraih kemuliaan di bulan Ramadhan dan terhindar dari dosa ghibah dan fitnah.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

6. Perkuat Ibadah Tidak Hanya Ramadan

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Hadirin kaum müslimin dan muslimat, yang berbahagia, tema kita pada saat ini adalah "Kacang lupa kulitnya."

Kira-kira apa makna pribahasa itu? Artinya adalah "Orang yang lupa akan asal usulnya."

Seperti orang yang merantau jauh ke negeri antah be-rantah, tidak pulang-pulang, lupa dengan kampung halaman. Maka masuk dalam pribahasa ini "Seperti kacang lupa dengan kulitnya."

Ternyata dalam ibadah pun ada sebagian yang seperti kacang lupa dengan kulitnya. Kok bisa?

Itulah... ketika bulan Ramadhan, rajin beribadah, shalat, puasa, sedekah, baca Al-Qur'an. Lalu selesai Ramadhan selesai pula ibadahnya, lupa shalat, Al-Qur'an jadi berdebu karena tidak di baca lagi, dan masjid menjadi sepi.

Lihatlah ketika bulan Ramadhan yang shalat isya dan tarawih di masjid, banyakkan? Coba lihat kembali di malam takbiran, dan malam-malam berikutnya berapa orang yang shalat isya di masjid?

Jama'ah yang semoga di berkahi Allah, apakah dengan berakhirnya bulan Ramadhan, maka berakhir pula ibadah kita kepada Allah? Apakah ibadah kita kepada Allah hanya dikhususkan pada bulan Ramadhan saja? Padahal Allah berfirman,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

"Beribadahlah kepada Allah sampai kematian menjemputmu" (QS. Al-Hijr: 99)

Ingatlah, bahwa Allah yang kita sembah di bulan Rama-dhan adalah Allah yang kita sembah di bulan-bulan lainnya. Allah yang memerintahkan kita shalat di bulan Ramadhan ada-lah Allah yang memerintahkan kita untuk shalat lima waktu di bulan lainnya.

 

7. Sedekah Tidak Terbatas

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu kembali di bulan yang penuh berkah ini.

Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, teladan kedermawanan sepanjang masa.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,

Bulan Ramadan adalah bulan yang tepat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Salah satu caranya adalah dengan berbagi kepada sesama melalui zakat, fitrah, dan infak.

Zakat adalah harta wajib yang dikeluarkan oleh setiap muslim yang telah mencapai nisab dan haul. Zakat disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya. 

Zakat fitrah adalah zakat wajib yang dikeluarkan oleh setiap muslim untuk dirinya sendiri, tanggungannya, dan orang yang wajib dinafkahi. Fitech biasanya berupa beras atau makanan pokok lainnya.

Infaq adalah sedekah sunnah yang tidak terbatas jumlahnya. Infak dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, tidak hanya delapan golongan asnaf penerima zakat.

Pada bulan Ramadhan, kebutuhan masyarakat akan semakin meningkat. Banyak fakir miskin, anak yatim, duafa, dan kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan kita.

Marilah kita tunaikan zakat, fitrah, dan infak dengan penuh keikhlasan. Kita dapat menyalurkan zakat dan fitrah melalui lembaga resmi terpercaya. Sedangkan infak bisa kita berikan langsung kepada orang yang membutuhkan atau melalui lembaga sosial.

8. Meluruskan Makna Zuhud

Salah satu ajaran Islam yang banyak disalahpahami orang awam ialah zuhud. Banyak di antara mereka mengartikan zuhud sebagai sikap tidak mau mengikuti semangat zaman sehingga mereka enggan mempraktekkannya dalam hidup kekinian. Mereka mengidentikkan zuhud dengan tampilan kumal dan keterbelakangan. Kesalahpahaman inilah yang membuat mereka tidak dapat mereguk manfaat serta besarnya pahala zuhud sebagaimana diteladankan oleh Rasulullah SAW.

Sekadar contoh, memaknai zuhud sebagai sikap tidak mau maju di bidang ekonomi adalah salah besar. Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak pernah melarang umatnya untuk maju dari segi perekonomian. Banyak sahabat di sekeliling beliau yang kaya raya dan menjadi saudagar tajir kala itu. Zuhud bukanlah penghalang bagi siapa pun untuk menjadi pengusaha atau eksekutif sukses.

Definisi zuhud yang sebenarnya adalah membuang rasa cinta berlebihan terhadap dunia dan seisinya dari dalam hati. Mengutip Imam al-Junaid dalam kitab Madarij as-Salikin, ia menulis, "orang yang zuhud tidak menjadi bangga karena memiliki dunia dan tidak menjadi sedih karena kehilangan dunia."

Suatu ketika, Zaid bin Tsabit pernah mendengar Rasulullah SAW berkata, "Siapa pun yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan siapa pun yang (menjadikan) akhirat niat (utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)." HR. Ibnu Majah.

9. Fitri yang Fitrah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita semua selaku umatnya.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,

Bulan Ramadhan adalah waktu untuk membersihkan diri, baik secara fisik maupun rohani. Ibadah puasa yang kita jalankan tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi.

Salah satu kunci untuk mencapai fitri yang fitrah di akhir Ramadhan adalah dengan menjaga pola makan dan kesehatan.

Berikut beberapa tips yang dapat kita lakukan:

Perhatikan asupan makanan: Konsumsi makanan bergizi dan seimbang yang kaya protein, serat, dan vitamin. Hindari makanan yang berlebihan, pedas, dan berminyak.

Jaga hidrasi tubuh: Perbanyak minum air putih, terutama saat sahur dan berbuka puasa.

Olahraga ringan: Lakukan aktivitas fisik ringan secara teratur untuk menjaga kesehatan jasmani.
Tidur cukup: Atur pola tidur yang cukup agar tubuh tetap fit selama berpuasa.

Konsultasi dokter: Jika memiliki kondisi kesehatan tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dengan menjaga pola makan dan kesehatan, in sha Allah kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan optimal dan mencapai fitri yang fitrah.

Semoga Allah SWT memudahkan dan memberikan keberkahan kepada kita semua di bulan Ramadhan ini.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

10. Bukber Semangat, Tapi Shalat Magrib Lewat

Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudari, bagaimana puasa hari ini? Semoga selalu lancar Aamiin ya Rabbal alamin.

Tema ceramah hari ini sangat menarik yakni, Bukber semangat, tapi shalat Maghrib terlewat. Ada di sini orang yang pernah seperti itu? Orangnya datang? Jangan diulangi lagi ya. Sebelum dibahas lebih lanjut, mari kita baca bersama-sama QS. Al-Ma'un ayat 4-7.

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (٥) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُوْنَ (٦) وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ (۷)

"4. Celakalah orang-orang yang melaksanakan shalat; 5. (yaitu) yang lalai terhadap shalatnya; 6. Yang berbuat riya; 7. Dan enggan (memberi) bantuan."

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,

Baca ayat ini jangan hanya sepotong ya Pak, Bu. Jangan hanya fawailul lil mushollin. Jika hanya sepotong, ini bahaya, masak orang yang melaksanakan shalat kok celaka. Kita lihat ayat setelahnya, yaitu orang yang lalai terhadap shalatnya.

Maksud dari lalai itu apa sih? Ini yang mesti dijelaskan. Syekh Ibnu Asyur dalam kitab tafsirnya Al Tahrir wa At- Tanwir menekankan betul bahwa kata sahûn itu bukan lalai karena lupa tidak melakukan sunnah ab'ad dalam shalat, seperti lupa tidak tasyahud awal misalnya, atau karena ragu dengan jumlah rakaat shalat. Bukan itu maksudnya. Kalau itu kan kita diminta untuk melakukan sujud sahwi.

Ibnu Asyur menyebutkan bahwa orang lalai itu adalah orang yang melakukan shalat karena riya', tidak ikhlas dan tanpa ada niat yang tulus. Orang ini pun mudah meninggalkan shalat. Ini yang dimaksud sebagai orang yang lalai itu.

Imam Jajaluddin As-Suyuthi mengumpulkan beberapa riwayat yang menafsirkan ayat ini. Dalam kitab Ad-Durrul Mantsur, salah satu riwayat itu adalah:

وأَخْرَجَ ابْنُ جَرِيرٍ، وَابْنُ مَرْدُويَة عَنِ ابْنِ عَبَّاسِ الَّذِينَ هُم عَنْ صَلَاتِهِمْ ساهُونَ قَالَ: هُمُ المَنافِقُونَ يَتْرُكُونَ الصَّلاةَ في السر ويُصَلُّونَ في العلانية

"Ibnu Jarir dan Ibnu Marduwiyah dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa mereka adalah orang-orang munafik yang meninggalkan shalat saat tidak ada orang dan shalat saat di keramaian."

Dari sini, istilah munafik itu sangat luas artinya. Tetapi, yang perlu digaris bawahi adalah dalam kondisi apapun jangan pernah menyepelekan shalat. Wajib is wajib, no debat!!

Itulah informasi terkait ceramah singkat Ramadhan yang bisa Anda simak, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu terus update berita dan info terkini Anda hanya di Okezone.
 

(Fetra Hariandja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya