JAKARTA - Mumu Nazmudin (36) merupakan seorang pendakwah yang ikut serta dalam program Dai 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) Kementerian Agama (Kemenag). Ia membagikan pengalamannya saat dakwah di pedalaman wilayah Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Sejak 27 Februari 2025, ia bertugas di To’ Karau, Kecamatan Sesean, dan Baladatu Lembang, Kecamatan Rantebua, untuk membimbing masyarakat muslim di pedalaman.
Perjalanan menuju lokasi dakwah tidak mudah. Dari Jakarta, Mumu terbang ke Makassar. Ia lalu melanjutkan perjalanan darat selama 14 jam menuju Toraja Utara. Setibanya di sana, ia disambut hangat warga setempat.
“Toleransi di sini luar biasa. Muslim memang tidak sebanyak kelompok lain, tetapi masyarakat, baik muslim maupun nonmuslim, sangat menjunjung tinggi sikap saling menghormati. Saya benar-benar salut,” ujar Mumu, melansir laman Kemenag, Kamis (20/3/2025).
Dua hari menjelang Ramadhan, Mumu mengalami pengalaman berkesan saat mengunjungi sebuah warung makan. Karena mengenakan peci, pemilik warung dengan sopan mengarahkannya ke tempat makan muslim di seberang jalan. Sikap tersebut menyentuh hatinya, menegaskan betapa kuat penghormatan terhadap keyakinan masing-masing di wilayah Toraja Utara.
Selama Ramadhan, Mumu menghadapi tantangan bahasa dalam berdakwah. Anak-anak masih memahami penyampaiannya, tetapi komunikasi dengan warga berusia di atas 40 tahun cukup sulit. Hal ini, menurutnya, menjadi alasan kuat mengapa kehadiran dai di wilayah 3T perlu diperkuat agar dakwah Islam dapat berkembang secara damai dan penuh toleransi.
Mumu juga mengungkapkan minimnya sarana ibadah bagi umat Islam di Toraja Utara. Menurut Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag setempat, hanya terdapat 21 masjid dan musala di seluruh kabupaten. Namun, kehidupan harmonis antarumat beragama tetap terjaga.