JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan dapat mengirim 1.000 dai-daiyah ke wilayah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) selama Ramadhan 2025. Hal ini untuk memperkuat syiar Islam dan meningkatkan literasi keagamaan di daerah yang minim akses terhadap pendakwah.
1. Layanan Keagamaan Merata
Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Kemenag, Ahmad Zayadi mengatakan, program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberi layanan keagamaan yang merata.
"Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, kami ingin memastikan masyarakat (muslim) di wilayah 3T mendapatkan bimbingan keagamaan yang memadai selama Ramadan," ujarnya melansir laman Kemenag, Rabu (7/1/2025).
Ia menyebutkan, pihaknya menggandeng mitra strategis yang terlibat dalam program ini, yaitu Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Lembaga Filantropi Islam, Perbankan Syariah, hingga Ma’had Aly. Menurutnya, kolaborasi ini untuk mendukung berbagai aspek operasional dan logistik, termasuk pelatihan, transportasi, serta penyediaan kebutuhan selama dai bertugas.
“Melalui program ini kami ingin memberikan manfaat ganda, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga penguatan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, hingga pengentasan kemiskinan di daerah 3T," tuturnya.
2. Sudah Berlangsung sejak 2022
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Subdirektorat Dakwah dan Hari Besar Islam, Kemenag, Subhan Nur menambahkan, program pengiriman dai sudah berjalan sejak 2022 dengan jumlah dai yang meningkat setiap tahun.
Pada 2022, sebanyak 8 dai dikirim, meningkat menjadi 50 dai pada 2023, dan 500 dai pada 2024. Untuk 2025, Kemenag menargetkan pengiriman 1.000 dai ke 198 wilayah 3T di 38 provinsi, termasuk wilayah perbatasan dan daerah dengan populasi Muslim kecil.