MAKKAH – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengonfirmasi tidak ada biaya atau pungutan liar (pungli) kepada jamaah yang mengikuti program safari wukuf. Ia memastikan, program safari wukuf yang dijalankan pada Kamis 5 Juni 2025 berlangsung gratis alias tidak dipungut biaya.
Sebelumya sempat beredar kabar, ada jamaah yang harus membayar sekian rupiah untuk mengikuti program safari wukuf. Kabar itu ramai beredar dalam beberapa hari terakhir sehingga Hilman Latief mesti memberikan klarifikasi.
“Perlu kami sampaikan program safari wukuf ini sudah berlangsung lama. Kami tidak memungut biaya apa pun kepada jamaah. Safari wukuf itu ada yang dibawa Kementerian Agama secara mandiri, khususnya orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik. Ada juga safari wukuf yang dikategorikan sakit dan itu dilakukan oleh KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia),” kata Hilman Latief kepada tim Media Center Haji di Makkah, Senin 9 Juni 2025.
Hilman Latief menilai, jamaah memang memberikan sejumlah uang kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Namun, uang itu lebih diberikan kepada fasilitas pendorongan kursi roda saat jamaah menjalankan umrah wajib, sunnah atau ibadah lain, bukan untuk safari wukuf.
“Untuk program ini (safari wukuf) sudah berlangsung lama dan tidak dipungut biaya apa pun. Adapun adanya kabar-kabar yang beredar mengenai pungutan, kalau kami cermati itu hubungan antara jamaah dengan KBIH ataupun para pembimbingnya,” lanjut pria berusia 49 tahun ini.
“Sebagian jamaah melakukan komunikasi dengan para pembimbingnya, pimpinan KBIH atau organisasi kemudian dititipkan. Mereka kemudian ada yang memerlukan biaya untuk pendorongan saat umrah wajib, atau umrah sunnah. Jadi konteksnya bukan safari wukuf. Mungkin juga ada jamaah yang melaporkan mereka sudah membayar kepada orang yang sudah membantu itu. Kebetulan orang itu terpilih mengikuti program safari wukuf,” tegas pria yang juga menjabat sebagai bendahara umum PP Muhammadiyah ini.
“Tapi, kalau kita cermati, itu biaya untuk pendorongan kursi roda di Masjidil Haram itu. Untuk safari wukuf, pemerintah dalam hal ini kementerian agama tidak memungut biaya apa pun. Kami mengambil jamaah dari hotel untuk mengikuti safari wukuf di hotel, kemudian kembali lagi ke hotel,” ujar Hilman Latief.
Sebanyak 477 jamaah haji lansia, risiko tinggi (risti), dan disabilitas mengikuti Program Safari Wukuf Khusus Lansia yang digelar Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi pada puncak haji 1446 H/2025 M. Safari wukuf adalah momen di mana para jamaah dengan kriteria di atas tetap melaksanakan wukuf di Arafah, tapi tidak di tenda melainkan dari dalam bus.
Mereka dijemput menggunakan bus (total 15 bus) dari hotel transit untuk dibawa ke Arafah. Di Arafah, mereka melakukan wukuf dari dalam bus di bawah arahan bimbingan ibadah.
Berhubung mayoritas jamaah program safari wukuf masuk kategori lansia, pelaksanaan ibadah di Arafah berlangsung tidak lebih dari 60 menit. Beberapa ibadah yang dijalani adalah salat Zuhur dan Asar, mendengarkan khutbah dari pembimbing ibadah serta berdoa.
Sekira pukul 14.30 WAS, semua proses ibadah jamaah safari wukuf khusus lansia telah selesai. Bus yang membawa mereka pun tiba di hotel transit pada pukul 16.07 WAS.
(Ramdani Bur)