Pameran ini menampilkan koleksi langka manuskrip Alquran, beberapa di antaranya berusia lebih dari 1.000 tahun. Di antara yang menjadi sorotan adalah salinan tulisan tangan kuno, panel kayu yang bertuliskan ayat-ayat, dan edisi-edisi penting secara historis dari berbagai era Islam. Khususnya, pameran ini juga mencakup manuskrip yang terkait dengan Mesir Hulu, yang mencerminkan penyebaran awal Islam dan akar sejarahnya yang dalam.
Al-Sudais mendorong para peziarah dan pengunjung untuk menjelajahi pameran yang terletak di Perluasan Ketiga Masjidil Haram, menyebutnya sebagai kesempatan untuk meningkatkan hubungan spiritual dan intelektual mereka dengan Kitab Suci.
Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada Sekretaris Jenderal Yayasan Al-Midad, Insinyur Anas Saleh Sayrafi, atas dukungannya dalam menyelenggarakan acara tersebut. Ia menegaskan, Kepresidenan tetap berkomitmen untuk memperkuat kemitraan strategisnya dengan Al-Midad guna menyelenggarakan lebih banyak pameran budaya yang memperkaya di Dua Masjid Suci.
Pameran “Kesadaran dan Pengayaan” merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh Kepresidenan untuk menempatkan Al-Quran di jantung pengalaman haji dan menyiarkan bimbingannya yang abadi kepada khalayak di seluruh dunia.
(Awaludin)