JEDDAH – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief memastikan seluruh jamaah haji yang tertunda terbang imbas perang Timur Tengah nyaman dan aman di Jeddah, Arab Saudi. Setelah pesawat Saudia Airlines yang akan membawa mereka dipastikan batal berangkat ke Tanah Air, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) langsung menempatkan jamaah ke beberapa hotel transit di Jeddah.
“Alhamdulillah, jamaahnya sudah ditempatkan dengan aman di hotel-hotel di Jeddah sambil menunggu kabar selanjutnya dari maskapai. Hingga kini belum ada jadwal terbaru, tapi insya Allah segera diberangkatkan setelah rotasi pesawat memungkinkan,” kata Hilman Latief kepada tim Media Center Haji 2025 di Makkah, Selasa (24/6/2025).
Sebanyak dua kelompok terbang (Kloter) yang terdampak eskalasi perang Timur Tengah adalah SUB 43 dan 44. SUB 43 dijadwalkan berangkat dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi ke Surabaya pada Selasa (24/6/2025) pukul 01.50 WIB. Sementara SUB 44 dijadwalkan take off dari bandara yang sama pukul 03.10 WIB.
Total dari dua kloter di atas ada 760 jamaah haji Indonesia yang tertunda kepulangannya. Hilman Latief memastikan kepulangan dua kloter ini dalam kondisi baik-baik saja dengan berkoordinasi bersama beberapa pihak.
“Koordinasi terus kita lakukan dengan KJRI, KBRI, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta para penyedia layanan (syarikah). Kami juga sedang mempersiapkan fase pemulangan dari Madinah yang akan dimulai pada 26 Juni 2025,” kata Dirjen berusia 49 tahun ini.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Selasa (24/6/2025) pukul 23.00 WIB, tercatat 90.797 jamaah sudah tiba di Tanah Air. Jumlah ini baru 44,38 persen dari total jamaah haji reguler Indonesia.
Hal itu berarti masih ada lebih dari 100.000 jamaah haji Indonesia yang masih a di Arab Saudi. Jamaah haji Indonesia yang berada di Makkah sedang dalam masa persiapan pulang ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi hingga Rabu 25 Juni 2025.
Sementara jamaah yang berada di Madinah, masing-masing memiliki jatah tinggal di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW selama delapan hari. Selama di Madinah, jamaah bisa menjalani serangkaian ibadah, salah satunya ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi.
“Kami terus memantau perkembangan secara ketat dan berupaya memastikan seluruh proses berjalan aman dan lancar. Mohon doa dari masyarakat Indonesia agar pemulangan ini tidak mengalami hambatan yang berarti,” tutup Hilman Latief.
(Ramdani Bur)