Satu hal yang penting, kata Kartono agar jamaah ketika dalam perjalanan untuk mengingatkan sopir agar behenti di Bir Ali untuk miqat atau yang dikenal juga dengan nama Abyar Ali, atau Dzulhulaifah. “Jangan sampai kejadian tahun lalu, ada sopir bus yang bablas. Jadi harus diingatkan, ini hal yang krusial dan penting,” jelas Kartono.
Semisal nantinya sopir tetap lupa dan melewati Bir Ali, selama masih dalam jarak puluhan kilometer bisa diminta kembali ke Bir Ali. “Jika jarak yang dilewati mencapai lebih dari seratus meter, sopir bisa diminta berhenti di tanda yang menunjukkan daerah yang sejajar dengan Miqat Juhfah dan jamaah berniat dari situ,” jelasnya.

Kalau sudah telanjur sampai Makkah, ada dua cara yang bisa dilakukan jamaah. Pertama, berniat dari hotel di Makkah tapi nantinya harus membayar dam. Kalau masih ada waktu, jamaah bisa meminta sopir membawa ke arah keluar Makkah sejauh dua marhalah atau sekitar 80 kilometer dan berniat ihram lalu masuk kembali ke Makkah.
Sementara di Bir Ali, jamaah mesti langsung mengambil air wudhu dan masuk masjid. Di dalam masjid, mereka melakukan shalat sunah tahiyatul masjid dua rakaat, kemudian bisa melaksanakan shalat dhuha bila masuk waktunya, atau bershalat wajib.