 
                Pembangunan pura di Desa Sukahurip, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mendapat kecaman dari warga setempat. Kasus ini pun sempat viral di media sosial setelah beredar foto dan video berisi penolakan pembangunan tempat ibadah tersebut.
Dalam salah satu foto, terlihat sebuah baliho berisikan pesan ancaman yang sengaja di pasang warga. Mereka mengancam akan berjihad jika pura tetap dibangun di desa itu sehingga akhirnya viral di media sosial.
Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, hal ini tentu menjadi tamparan keras bagi pemerintah. Apalagi jika menilik semboyan bangsa Indonesia, 'Bhinneka Tunggal Ika' yang artinya 'Berbeda-beda tetapi tetap satu'. Rasanya menjadi tidak relevan lagi bila dikaitkan dengan kondisi Indonesia saat ini.
Prof Dr KH Abdul Syakur Yasin MA dalam ceramahnya juga sempat membahas isu tersebut. Salah satu jamaah melontarkan sebuah pertanyaan menarik tentang 'Apakah ada batas-batas atau perbedaan antara menghormati orang islam dan non Muslim (kafir)?'
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Prod Abdul Syakur kembali menggoda sang jamaah dengan sebuah pernyataan menarik. "Handphone buatan orang Islam bukan? Makanan, tekstil, karpet, semuanya yang buat orang Islam bukan? Apakah mereka melarang kita untuk memakainya?," tutur Prof Abdul Syakur Yasin.