Lalu Sayidah Aisyah bertanya, “Berapa sering engkau menciumi Fatimah.”
“Tahukah engkau, Hai Humairoh (Aisyah), mengapa aku sering mencium Fatimah?” Tanya Nabi Muhammad SAW kepada istrinya Sayyidatuna Aisyah.
“Aku tidak tahu, wahai Nabi.” Jawab Sayyidatuna Aisyah
“Ketika aku masuk ke dalam surga dan melihat di depan pintu surga ada pohon Tubba. Buahnya lebih kecil dari delima dan lebih besar dari apel. Rasanya lebih manis dari madu. Warnanya lebih putih dari susu dan bentuknya lebih lembut dari keju. Lalu Jibril memberikan satu buah itu kepadaku. Pada akar pohon tersebut terdapat mata air yang airnya lebih putih dari susu dan bercahaya melebihi cahaya matahari. Lalu Jibril memberikan kepadaku minum dari mata air itu, dan aku pun meminumnya. Ketika turun ke bumi aku bergairah dan tidur bersama istriku Khodijah. Dari hubungan itu, Khodijah mengandung anak tercintaku Fatimah. Dialah bidadari dari jenis manusia, tubuhnya tidak mengeluarkan darah haid yang bisa keluar dari tubuh wanita. Apabila aku merindukan wangi surga, maka aku akan mencium anakku Fatimah.”. Jawab Rasululloh SAW.(Tafsir Ad-Durrul Mantsur tentang surat Al-Isra: 1; Mustadrak Ash-Shahihayn 3: 156).
Namun menurut para ulama kebenaran kisah ini masih dipertanyakan kebenarannya dan ada juga yang mengatakan bahwa Kisah ini tidak benar. Namun Terlepas dari semua itu, Kita sebagai umat Muslim wajib mengetahui bahwasanya dahulu Nabi Muhammad sangat mencintai keluarganya dan umat-umatnya. Wallahu a'lam
(Helmi Ade Saputra)