Gus Mus menjelaskan, hal yang patut diteladani tak hanya ilmunya, tindak-tanduknya atau sikapnya, tetapi kepeduliannya kepada umat ini yang harus kita contoh.
“Bukan hanya ilmu, tetapi akhlak, tindak-tanduk, dan kepedulian kepada umat. Kalau orang pintar banyak, tetapi yang peduli kepada siapa saja, bisa njenengan lihat. Sampean bisa lihat tanya sama putra-putranya kenapa Mbah Moen di PPP ini karena Mbah Moen kasihan kala itu gak ada kiainya di partai PPP. Padahal Mbah Moen dicintai siapa saja,” ujar Gus Mus.
Selain alim, Lanjut Gus Mus, Mbah Moen juga bisa dikatakan memiliki daya ingat yang sangat cemerlang melebihi manusia yang sudah mencapai umur segitu pada umumnya. Sampai usia ke-90 tahun Mbah Moen masih bisa menceritakan silsilah keluarga Mbah Bisri mulai dari Rembang sampai dengan yang ada di Madura.
“Kalau dulu saya ingin mendengar sejarah saya mulai dari Rembang sampai dengan Madura, itu Mbah Moen bisa menceritakan semua dengan detail,” beber Gus Mus.
Terakhir kali Gus Mus mengaku bertemu dengan Mbah Moen saat putra tertuanya Gus Ubab mantu. Kala itu Mbah Moen meminta doa kepada Gus Mus agar diberikan husnul khotimah, dimakamkan di tanah suci, dan berkumpul dengan orang-orang yang mulia saat meninggal.
“Saya terakhir bertemu dengan Mbah Moen pas putrane Mbah Moen, Gus Ubab mantu. Saya kaget setiap ketemu saya Mbah Moen selalu minta doa supaya husnul khotimah, bisa dimakamkan di tanah suci, berkumpul dengan orang mulia,” jelas Gus Mus yang hadir ke kediaman Mbah Moen kala itu.