Gus Mus menegaskan, Mbah Moen adalah seorang wali. Karena ada dua ciri wali yang ada di Mbah Moen, yang pertama alim dan istiqamah.
Selain itu ciri wali yang lain adalah tidak pernah ditaklukkan oleh rasa takut duniawi dan tidak pernah memiliki rasa susah.
“Kita kan tidak tau kalau Mbah Moen itu wali dari berbagai sudut. Karena alimnya dan istiqamah. Saya berani bilang Mbah Moen wali karena saya tau ciri-ciri wali, yang pertama tidak pernah takluk dengan rasa takut. Tidak pernah susah, pasti gembira, sampean tau Mbah moen pernah susah, pasti sumringah. Anda juga bisa seperti Mbah Moen sampean sudah punya satu, yang pertama sampean harus percaya tidak ada Tuhan selain Allah sampean sudah punya itu, tinggal satu yaitu istiqamah,” terangnya.
“Sekarang tinggal Anda bisa istiqamah seperti Mbah Moen gak, peduli, mengajar, kepada sesama selama 90 tahun,” imbuh Gus Mus.
Mbah Moen, lanjut Gus Mus, rela datang berceramah ke tempat yang tidak ada listriknya, sampai dengan istina. Bagi siapa saja Mbah Moen itu sama. Mulai calon presiden sampai orang biasa dihadapi sebagai tamu tidak dibedakan.
"Kok bisa seperti itu gimana caranya, nah itu bisa, yang sulit itu istiqamah," kata Gus Mus sambil meneteskan air mata.
Meski sangat sedih ditinggal Mbah Mone, Gus Mus sedikit lega, karena kepulangan Mbah Moen setelah acara besar bangsa Indonesia rampung, yaitu pilpres. "Itu tugas beliau sudah rampung semua." (DRM)
(Muhammad Saifullah )