SALAT lima waktu yang terdiri dari subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya wajib dikerjakan umat muslim dalam keadaan apa pun. Bahkan ketika sedang berada di pesawat, salat tersebut tetap wajib dilaksanakan. Hanya saja ketika di pesawat, salat itu bisa jadi tidak sah karena sesuatu hal. Sebagai solusinya, Anda bisa melakukan Salatย Lihurmatilย Wakti, yaitu ibadah untuk menghormati waktu salat telah tiba.
Ulama Nahdatul Ulama (NU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dalam video ketika dia tengah memberikan kajian kepada para Tenaga Keraja Indonesia (TKI) di Korea Selatan menjelaskan, Salatย Lihurmatilย Wakti dilaksanakan untuk menghormati waktu salat wajib yang telah tiba.
"Setelah wudhunya (di pesawat) tidak sempurna, wajib salat atau tidak? Wajib. Kalau salat itu, namanya salat setelah wudhunya tidak sempurna, wajib salat atau tidak? musti, wajib. Kalau salat itu namanya Salat Lihurmatil Wakti hanya menghormati waktu, tapi setelah di kos-kosan atau di Korea wajib diqadha. (Red salat Lihurmatil wakti) hanya menghormati waktu (salat), tapi setelah di kos-kosaan atau di Korea wajib di-qadha," kata Gus Baha.
Gus Baha menambahkan, Salatย Lihurmatilย Wakti adalah anjuran Imam Syafei yang melakukan salat ini untuk menghormati tibanya waktu salat wajib.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Sementara itu dilansir dari laman Tebu Ireng online, sebagian orang masih menyepelekan salat satu ini. Mereka beranggapan Salat Lihurmatil Wakti bisa dilakukan secara sembarangan, seperti duduk membelakangi kiblat, atau tanpa bersuci sekalipun karena salat itu memang sangat wajib dilaksanakan.
ุฅูููู ุงูุตููููุงุฉู ููุงููุชู ุนูููู ุงููู
ูุคูู
ูููููู ููุชูุงุจูุง ู
ููููููุชูุง
โSesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.โ (QS. an-Nisaโ: 103).
Adapun orang yang diperbolehkan Salat Lihurmatil Wakti, yakni:
1. Orang yang bepergian dengan kendaraan dan tidak bisa berhenti. Contohnya: pesawat terbang dan kereta api yang tidak bisa berhenti sembarangan.
2. Orang yang selesai operasi dan lukanya tidak boleh kena air.
3. Pendaki gunung yang tidak membawa pakaian ganti. Sedangkan bajunya kotor (kena tanah, lumpur).
4. Orang di tengah hutan yang tidak bisa berwudhu dan tayamum, karena jauh dari sumber air bersih dan juga tanahnya lembab.
5. Orang yang ditahan atau tersesat di tempat (banyak) najis.
6. Orang yang tidak tahu arah kiblat.
Diriwayatkan oleh Sayyidatina โAisyah yang mendasari jenis-jenis salat,
ุฃููููููุง ุงุณูุชูุนูุงุฑูุชู ููููุงุฏูุฉู ู
ููู ุฃูุณูู
ูุงุกู ููููููููุชู ุ ููุฃูุฑูุณููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุฃูููุงุณูุง ููู ุทูููุจูููุง ุ ููุญูุถูุฑูุชู ุงูุตููููุงุฉู ููููููุณููุง ุนูููู ููุถููุกู ุ ููููู
ู ููุฌูุฏููุง ู
ูุงุกู ููุตูููููุง ููููู
ู ุนูููู ุบูููุฑู ููุถููุกู ุ ููุฃูููุฒููู ุงูููููู ุขููุฉู ุงูุชููููู
ููู
ู
โSesungguhnya ia (โAisyah) meminjam kalung dari Asmaโ lalu hilang, kemudian Rasulullah SAW mengutus beberapa orang untuk mencarinya. Lalu datanglah waktu shalat dan mereka tidak punya wudlu dan tidak menemukan air. Maka, mereka shalat tanpa wudlu, kemudian Allah menurunkan ayat tayamum.โ (al-Jamiโ ash-Shahih, VII, 106; Hasyiyata Qolyubi wa โUmairah, I, 493).