Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perintah Allah SWT untuk Mempelajari Sejarah Umat Terdahulu

Perintah Allah SWT untuk Mempelajari Sejarah Umat Terdahulu
Perlunya belajar kejadian masa lampau (Foto: Istock)
A
A
A

Sebelum Rasulullah SAW diutus ke muka bumi untuk menjadi pembawa risalah, telah banyak para utusan yang mendapat amanah membawa pesan suci dari Allah SWT Sang Pencipta Semesta Alam.

Seperti masa sekarang, di antara umat-umat terdahulu, baik pada masa Rasulullah SAW maupun masa nabi-nabi sebelumnya, ada orang yang beriman kepada Allah SWT, ada pula yang kafir. Ada yang patuh kepada perintah rasul, ada pula yang membantah, bahkan memusuhi.

 belajar Alquran

Oleh karena itu, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk mempelajari kejadian-kejadian masa lalu, kisah-kisah sejarah umat terdahulu. Semuanya bertujuan agar kita bisa meneladani yang baik dan menghindari yang buruk dari perilaku mereka. Oleh karena itulah Allah mengisyaratkan pentingnya belajar sejarah dalam firman-Nya,

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ.

Artinya: “Tunjukkanlah kami kepada jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah; 6-7).

Dalam ayat ini Allah mengisyaratkan perintah untuk meneladani jalan lurus yang ditempuh oleh orang-orang yang mendapat nikmat, dan menghindari kesesatan orang-orang yang dimurkai Allah SWT.

Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, tentu kita harus mencari tahu sejarah keberhasilan umat yang selamat. Begitu juga, kita harus mengetahui dan mengkaji sebab-sebab kesesatan dan kebinasaan umat yang celaka mendapat murka-Nya.

Seperti dilansir dari website Pondok Pesantren Lirboyo, dalam beberapa firman yang lain, bahkan secara tegas Allah memerintahkan umat manusia mengelilingi tempat-tempat bersejarah, untuk mengetahui betapa berat akibat yang ditimpakan kepada mereka yang tidak mematuhi para utusan.

Allah Azza Wa Jalla berfirman,

قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ

Artinya: “Katakanlah: Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana (akibat) orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (Qs. Ar-Rum; 42)

Pentingnya mengkaji sejarah bagi kehidupan umat, dapat juga kita buktikan dengan banyaknya ayat-ayat Alquran yang berisi tentang kisah-kisah sejarah.

Imam ats-Tsa’labi menjelaskan, ayat-ayat Alquran yang membicarakan tentang sejarah (kisah-kisah) itu dua kali lipat lebih banyak dari pada ayat-ayat yang membicarakan tentang hukum halal haram.

Dalam Alquran kita bisa menemukan kisah kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan oleh banjir bandang akibat kedurhakaan mereka pada Sang Nabi, sedangkan mereka yang patuh diselamatkan dengan bahtera Nabi Nuh.

Ada juga kisah bangsa ‘Ad (kaum Nabi Hud) yang dibinasakan dengan badai angin yang meluntuhlantahkan segala yang diterjangnya. Masih ada lagi kisah bangsa Tsamud (kaum Nabi Sholih) yang dibinasakan dengan hentakan suara malaikat hingga nyawa mereka melayang, meninggalkan raga. Dan masih banyak lagi kisah bangsa-bangsa terdahulu yang termaktub dan diabadikan dalam Alquran.

Mendengar dan mengkaji sejarah bangsa-bangsa ini tentu mengantarkan kita pada kesadaran diri, menumbuhkan motivasi, dan kekuatan jiwa untuk selalu patuh dan taat pada perintah Allah yang diamanatkan pada para rasul.

Sejarah adalah cermin kehidupan masa lalu agar menjadi pelajaran dan teladan bagi generasi setelahnya.

Dalam ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman mengenai pentingnya mengkaji sejarah,

فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Maka ceritakanlah wahai Nabi kisah ini kepada kaummu agar mereka berpikir.”

(Qs. Al-A’raf; 176)

Selain mempelajari sejarah bangsa-bangsa yang dimusnahkan, dengan mengkaji sejarah kita juga bisa mengetahui kisah keberhasilan orang-orang yang dekat dan dicintai Allah.

Kesabaran Nabi Nuh yang berdakwah selama 950 tahun, atau ketabahan nabi Ibrahim saat harus dibakar api. Lebih-lebih sirah nabawiyah (kisah perjalanan hidup Baginda Nabi Muhammad SAW) yang penuh dengan teladan dan hikmah, karena beliau adalah uswah (teladan) bagi umat manusia dalam segala sisi kehidupan.

Melalui pemahaman sirah nabawiyyah yang tepat dan sumber sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan, setiap muslim akan mendapatkan gambaran yang utuh dan paripurna tentang bagaimana menjalani hidup. Baik mengenai hubungan seorang hamba dengan Sang Khaliq, hubungannya dengan sesama, maupun dalam mengatur kehidupan pribadi sekalipun.

(Dyah Ratna Meta Novia)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement