Lalu apakah yang dimaksud Nabi Zakariya tidak boleh berbicara atau puasa bicara selama tiga hari tiga malam dengan siapapun atau Nabi Zakariya memang tidak bisa berbicara selama tiga hari tiga malam. Artinya kemampuan Zakariya berbicara dicabut oleh Allah SWT selama tiga hari tiga malam. Sehingga ia menjadi bisu. Hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Dari segi bahasa, kedua makna tersebut bisa saja diterima. Namun kalau dikaitkan dengan konteksnya sebagai tanda untuk sesuatu yang Zakariya tidak bisa menentukan sendiri, yaitu kehamilan isterinya, maka pengertian kedua lebih tepat. Karena kalau hanya tidak berbicara atas kemauan sendiri, Zakariya bisa lakukan kapanpun dia mau.
Besok harinya ia bisa langsung mulai puasa bicara. Berarti Zakariya sendiri yang menentukan kapan istrinya akan hamil. Justru yang lebih tepat adalah Allah mencabut kemampuan bicara Zakariya selama tiga hari tiga malam, alias dibisukan oleh Allah SWT. Dalam pengertian ini Zakariya tinggal menunggu kapan Allah akan mencabut kemampuannya bicara. Kalau masanya datang, saat itulah istrinya, ‘Isya’ mulai hamil.
Setelah masa tidak bisa bicara itu datang, Nabi Zakariya berkomunikasi dengan umatnya dengan menggunakan bahasa isyarat. Allah SWT berfirman:
فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوۡمِهِۦ مِنَ ٱلۡمِحۡرَابِ فَأَوۡحَىٰٓ إِلَيۡهِمۡ أَن سَبِّحُواْ بُكۡرَةٗ وَعَشِيّٗا ١١
“Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.”(Q. S. Maryam 19: 10)
Dalam Surat Maryam ayat 10 di atas, redaksi yang digunakan adalah lafazh wahyu. Wahyu dalam ayat ini dipahami sebagai isyarat. Zakariya keluar dari mihrabnya menemui para pengikutnya dan meminta mereka untuk bertasbih pagi dan petang. Karena tidak bisa berbicara, alat komunikasi yang digunakan oleh Zakariya adalah bahasa isyarat. Barangkali dengan menggerakkan jari-jarinya, atau menghitung ruas jari-jarinya dengan mengguna empu atau jempolnya.
Demikianlah kisah Nabi Zakariya AS. Dalam Surat Al-An’am ayat 85 Allah SWT memuji Zakariya bersama beberapa nabi yang lain sebagai hamba Allah yang saleh. Allah SWT berfirman:
وَزَكَرِيَّا وَيَحۡيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلۡيَاسَۖ كُلّٞ مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ٨٥
“ Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.” (Q. S. Al-An’am 6: 85).
Demikian dikutip dari lama Suara Muhammadiyah pada Kamis (5/3/2020).
(Abu Sahma Pane)