Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Pelajaran Berharga dari Peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad

Restu Prihargayu , Jurnalis-Sabtu, 21 Maret 2020 |19:13 WIB
4 Pelajaran Berharga dari Peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad
Kawasan Baitul Maqdis yang Menjadi Salah Satu Lokasi Isra Mikraj
A
A
A

Isra Mikraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina kemudian dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha dalam waktu satu malam setahun sebelum peristiwa hijrah, untuk menerima perintah sholat lima waktu. Isra Mikraj oleh umat Islam diperingati setiap tanggal 27 Rajab.

Allah berfirman,

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” Al-Isra ayat 1.

Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadis Indonesia Ustadz Fauzan Amin menyatakan Isra Mikraj tak hanya semata perjalanan untuk menerima perintah sholat, tapi lebih dari itu juga memiliki makna sosial.

“Setiap orang mempunyai refleksi yang berbeda-beda, tergantung kedalaman melihat dari berbagai sudut pandang masing-masing kira-kira apa yang bisa di ambil hikmah dari peristiwa Isra Mikraj,” ujar Ustadz Fauzan Amin kepada Okezone.

Mengenai makna sosial, Ustadz Fauzan menjelaskan, perjalanan Nabi saat Isra Miraj ada dua sesi. Dari Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, sementara sesi kedua dari Baitul Maqdis menuju langit.

Pada saat Nabi melakukan perjalanan dari Makkah menuju Palestina inilah Allah anugerahkan keberkahan di sekitar rute perjalanan istimewa tersebut. الذى بارَكْنا حَوْلَه. Hingga kini keberkahan itu bisa dirasakan hingga oleh semua orang seperti di kota-kota di sekitar Makkah, Madinah dan Masjidil Al Aqsho.

“Begitupun saat Nabi Muhammad ‘naik’ dan bertemu dengan Allah adalah sebuah gambaran seorang yang sedang atau telah berada pada posisi atas, baik dalam hal rohani atau lainnya seperti status sosial, ekonomi, dan pangkat jabatan. Sedang turunnya beliau ke bumi adalah cerminan sikap tidak melalaikan dan mau berbagi kebahagiaan kepada mereka yang kebetulan berada pada posisi bawah,” ulas Ustadz Fauzan Amin.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement