Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pengalaman Pertama Seorang Mualaf Ikut Puasa

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Senin, 27 April 2020 |04:36 WIB
Pengalaman Pertama Seorang Mualaf Ikut Puasa
Mualaf asal Belgia. (Foto: Mvslim)
A
A
A

Hari kedua menjadi hari yang terasa berat. Hal ini dia ungkapkan karena tak terbiasa berpuasa dua hari berturut-turut. Namun, lagi dan lagi, ia bisa melewati puasa Ramadhan hari kedua dengan lancar karena ia percaya Allah SWT di sampingnya.

"Hari berikutnya berjalan lebih baik bahkan saya merasa lebih kuat. Tubuh saya terbiasa berpuasa. Hal yang saya syukuri ialah saya merasa jauh lebih dekat dengan Allah SWT karena saya merasa Ramadhan ini membersihkan jiwa saya," ungkapnya penuh haru.

Ia tak menampik, saat berpuasa rasa lapar dan haus itu memang ada, tapi semuanya sirna setelah saya sadar kalau ini memang uji dari Allah SWT dan ada makna besar di baliknya. Ketika rasa lapar dan haus itu muncul, mualaf ini punya cara jitu untuk menyiasatinya; baca Alquran. "Saat membaca Alquran, saya lupa dengan rasa lapar dan haus," tambahnya.

Lapar dan haus sangat manusiawi dirasakan ketika kita menjalani puasa Ramadhan. Namun, seperti yang dikatakan mualaf ini, itu semua pasti ada tujuannya. Allah SWT Maha Mengetahui dan jangan pernah meragukan kekuasaan-Nya.

Cobaan puasa Ramadhan lainnya bagi mualaf ini adalah melihat orang lain makan di depannya. Karena Belgia negara minoritas Islam, makanya akan sangat mudah melihat orang makan dan minum di tengah kota saat Ramadhan datang. Nah, ini diakuinya sebagai cobaan lain yang dia rasakan.

Namun, masalah yang lebih serius yang ia rasakan adalah beberapa orang yang mengenalnya memberi label 'sok religius'. Sebab, ia menjadi lebih banyak mendekatkan diri pada Allah SWT, seperti membaca Alquran lebih rajin, solat lima waktu tak pernah bolos, pun melakukan amalan kebaikan lainnya.

Kesulitan menjalani puasa Ramadhan bagi seorang mualaf itu memang ada, tak bisa dipungkiri. Namun, bagi mualaf ini, hikmah luar biasa jauh lebih banyak ia rasakan saat menjalani Ramadhan.

"Saya merasa seperti hidup kembali, semua dosa saya diampuni Allah SWT. Hal menyenangkan lainnya ialah ada komunitas yang mendukung dan menjaga saya. Mereka memberi dukungan pada saya penuh keikhlasan. Ini yang saya butuhkan sebagai seorang mualaf," paparnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement