Faktor utama tidak bahagianya rumah tangga sebagian disebabkan ketidakseimbangan pola dan gaya komunikasi pasangan suami istri. Di tengah musibah pandemi virus Corona ini saat yang tepat menciptakan Pesantren Keluarga.
Gambaran ideal Pesantren Keluarga dapat terlihat dari sebuah keluarga kecil yang saya kenal di sebuah kampung pinggiran Kota Depok, Jawa Barat. Keluarga sederhana terdiri dari ayah, ibu dengan dua putra dan satu putri. Putra pertama laki-laki menjadi guru favorit, putri keduanya menjadi dokter, dan putra bungsunya lulus cumlaude dari perguruan tinggi ternama.
Keberhasilan keluarga sederhana ini berkat keistiqomahan dalam mengamalkan Alquran. Mereka rutin mengadakan tilawah, tadarus, dan khotmil Alquran di rumah.
Rumah tersebut tidak pernah lepas dari lantunan ayat Alquran yang dibaca bergiliran sesuai kesepakatan anggota keluarga. Inilah yang menurut ibu ketiga anak tersebut menjadi jalan kesuksesan penanaman akhlak dan keimanan disertai doa beserta keyakinan orangtua.