Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tausiyah Ramadhan: Mudik Kultural dan Spiritual

Tausiyah Ramadhan: Mudik Kultural dan Spiritual
A
A
A

Hari begitu cepat berlalu. Tak terasa, kita telah memasuki fase pertengahan puasa Ramadhan. Di pertengahan Ramadhan, biasanya sebagian besar masyarakat Indonesia menjalankan ritus tahunan bernama mudik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik bermakna dua. Pertama, pulang ke kampung halaman. Kedua, berlayar, pergi, ke udik (hulu sungai, pedalaman).

Dalam pandangan budaya, mudik merupakan sebuah peristiwa pengingat bagi manusia akan dasar kehidupan. Setiap manusia punya keluarga, kerabat, sanak saudara, leluhur serta tanah kelahiran/tanah asal. Antropolog Pater Gregorius Neonbasu (2012) bahkan berpandangan bahwa mudik punya nilai terpuji dan luhur bagi umat Muslim. Setiap umat Muslim diingatkan untuk kembali ke akar kehidupanya.

Karena itu, secara umum, mudik juga punya dua makna esensial, yakni makna kultural dan makna spiritual. Secara kultural, mudik merupakan momentum menziarahi imajinasi masa lalu, masa kecil, kampung halaman, dan asal usul kita dilahirkan.

Mudik di sini berarti pulang kampung untuk melepas kerinduan kepada keluarga. Sedangkan secara spiritual, mudik dapat dimaknai sebagai momentum mengingat kampung halaman abadi. Yakni kembalinya manusia kepada Sang Pencipta.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement