Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pengacara Inggris Jadi Mualaf setelah Lihat Orang Khusyuk Sholat di Kapal

Pengacara Inggris Jadi Mualaf setelah Lihat Orang Khusyuk Sholat di Kapal
Abdullah Quilliam memutuskan memeluk Islam setelah melihat orang khusyuk sholat di kapal (Foto: Society)
A
A
A

SEORANG pengacara asal Inggris, William Henry Quilliam, mendapat hidayah untuk memeluk agama Islam melalui pengalaman unik.

Ya, dia mulai tertarik dengan Islam ketika melihat orang-orang Maroko sedang khusyuk sholat di atas sebuah kapal feri tahun 1887 silam.

"Mereka tampak tenang, tak terganggu sedikitpun oleh angin kencang maupun kapal yang terombang-ambing. Saya sangat terkesan melihat wajah-wajah teduh mereka," kata Quilliam, melansir laman BBC News Indonesia, Rabu (20/5/2020).

Quilliam memutuskan pindah agama di usia 31 tahun. Dia resmi memeluk Islam setelah melalui perbincangan panjang soal agama di wilayah Tangiers, Maroko.

Dia berujar bahwa agama Islam adalah agama paling logis dan masuk akal. "Saya merasa tak bertentangan sama sekali dengan keyakinan yang saya anut," urainya.

Baca juga: Sering Diajak Salat, Alfaro Akhirnya Jadi Mualaf

Islam lanjut Quilliam, tidak mengharuskan seorang mualaf untuk mengganti nama, meski begitu ia memutuskan untuk mengganti nama depannya menjadi Abdullah.

Masjid Quilliam

Saat kembali ke Inggris pada tahun yang sama, dirinya bahkan menjadi dai dan disebut ikut berperan penting dalam perpindahan agama sekitar 600 orang di seluruh Inggris.

Quilliam juga tercatat sebagai pendiri masjid pertama di Inggris pada tahun tersebut di dekat wilayah Liverpool. Dia menulis pamflet yang merangkum aspek-aspek agama Islam yang diberi judul 'Faith of Islam'.

Penguasa Inggris kala itu, Ratu Victoria, meminta agar pamflet tersebut diterjemahkan ke-13 bahasa. Dia dilaporkan memesan enam eksemplar untuk keluarga kerajaan.

Baca juga: Kisah Wanita Inggris di Zaman Ratu Victoria, Masuk Islam Usai Bertemu Paus

Selanjutnya pada tahun 1894, Sultan Kekaisaran Utsmaniyah, dengan persetujuan Ratu Victoria, mengangkat Quilliam sebagai Syekh untuk Inggris Raya, yang mencerminkan peran penting dirinya di komunitas muslim saat itu. Namun, di balik pengakuan penting yang diterima Quilliam, ternyata banyak warga muslim di Liverpool yang mendapat perlakuan buruk.

Mereka dilecehkan, bahkan dilempari batu bata hingga kotoran kuda. Quilliam yakin bila pelaku penyerangan terhadap warga muslim itu telah "dicuci otak" sehingga mempercayai bahwa muslim adalah orang-orang jahat.

Karir Quilliam sebagai pengacara kandas saat ia membantu seorang klien perempuan yang menggugat cerai suaminya. Perempuan itu yakin suaminya selingkuh dan bersama Quilliam ia membuat jebakan. Namun, upaya itu ternyata gagal hingga berujung pencabutan izin profesi pengacara Quilliam.

Singkat cerita, Quilliam akhirnya meninggalkan Liverpool pada 1908 dengan harapan skandal itu tidak menjadi besar dan tidak berdampak pada komunitas muslim yang belum lama berkembang di sana. Dirinya memutuskan hijrah ke London dan memakai nama Henri de Leon.

Meski sebenarnya banyak orang tahu jika itu sebenarnya adalah Quilliam. Demikian diungkapkan penulis buku tentang Quilliam, Profesor Ron Geaves. Rangkaian perjalanan hidup yang dialami Quilliam, tak menyurutkan hasratnya untuk aktif membantu pembangunan masjid di Woking pada 1889.

Masjid itu adalah yang tertua kedua di Inggris. Quilliam pun mengembuskan napas terakhirnya pada tahun 1932 dan dimakamkan di kota itu. Sedang masjid yang ia dirikan di Liverpool pada 1887 lalu, hingga detik ini masih menggunakan namanya, yaitu Masjid Quilliam.

(Rizka Diputra)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement