Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

3 Hal yang Membuat Doa Nabi Zakaria Cepat Dikabulkan Allah

Saskia Rahma Nindita Putri , Jurnalis-Senin, 22 Juni 2020 |17:16 WIB
3 Hal yang Membuat Doa Nabi Zakaria Cepat Dikabulkan Allah
Ilustrasi (Pond5)
A
A
A

DOA merupakan berkah dan hadiah terindah dari Allah Yang Maha Penyayang. Allah memerintahkan kita untuk memanjatkan doa dan Allah meyakini akan menjawab doa-doa itu kepada kita. Sebagaimana dikatakan pada Surat Al Mu’min ayat 60, yang artinya “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (QS. Al Mu’min [40]: 60).

Dikatakan pula, doa merupakan senjata terbaik bagi orang beriman. Namun, nyatanya terdapat beberapa kondisi yang memengaruhi kualitas doa sehingga doa yang dipanjatkan akan cepat dikabulkan oleh Allah swt. Pernyataan ini dipertegas melalui kisah Nabi Zakaria, yang terdapat pada Surat Al Anbiyaa’ ayat 89-90, yang artinya:

“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Rabbnya: ‘Ya Rabbku, janganlah Engkau membiarkanku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris yang paling baik. Maka Kami memperkenankan do’anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS Al Anbiyaa’ [21]:89-90).

Baca juga: Abu Ibrahim Ishaq Lamno, Ulama Aceh Lihai Berdebat dengan Tawaran Solusi

Penulis artikel-artikel tentang Islam, Dr. Ali Al-Halawani dalam laman aboutislam mengulas soal pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah Nabi Zakaria terutama soal berdoa.

Maka menjadi pertanyaan, apa sebabnya doa Nabi Zakaria dapat dengan mudahnya dikabulkan oleh Allah?

Berikut ulasan 3 poin penjelasan yang menjadi penunjang diterimanya doa oleh Allah.

1. Terbiasa bergegas dalam berbuat baik

Berbuat baik menjadi salah satu sifat terpuji Nabi Zakaria. Sifatnya ini tercermin dari sikapnya yang dengan tanggap melakukan yang terbaik untuk sesamanya.

Memang, tak sedikit dari manusia yang tergolong orang baik, berbuat baik kepada sesama dengan setulus hati. Namun, tak jarang juga dari mereka yang cenderung suka menunda segala sesuatunya, termasuk dalam melakukan pertolongan. Dalam hal ini maka ditegaskan, bahwa seharusnya secepat mungkin melakukan perbuatan baik yang memang bisa dilakukan, serta mengambil kesempatan sebelum terlambat dan disibukkan dengan hal-hal lainnya.

2. Memohon Allah dengan penuh harap

Nabi Zakaria beserta keluarganya terbiasa memohon kepada Allah sang pemilik segala kemuliaan, di berbagai kondisi, baik di saat sukacita, merasa sedih, berharap, bahkan saat sedang merasa ketakutan. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Siapa pun yang berharap bahwa Allah akan menanggapinya selama kesulitan dan kesedihan, maka biarkan dia memohon dengan berlimpah ketika merasa nyaman.”

3. Taat kepada Allah dengan segala kerendahan hati

Taat ditafsirkan dari keadaan hati yang tercermin pada tindakan yang nyata. Salah satu wujudnya ialah beribadah dengan khushu’, seperti yang dituliskan dalam Alquran pada surat Al Baqarah ayat 45-46.

“Mintalah pertolongan dalam menghadapi segala situasi yang berkaitan dengan masalah agama dan dunia kalian dengan kesabaran dan salat yang dapat mendekatkan dan menghubungkan diri kalian dengan Allah. Maka Allah akan menolongmu dalam mengatasi setiap kesulitan yang menderamu. Sesungguhnya salat itu benar-benar sulit dan berat kecuali bagi orang-orang yang tunduk dan patuh kepada Rabb mereka (QS. 2:45). Hal itu karena mereka yakin akan menghadap kepada Rabb mereka dan akan berhadapan langsung dengan-Nya kelak di hari kiamat. Dan mereka juga percaya akan kembali kepada-Nya untuk menerima balasan amal perbuatan mereka. (QS. 2:46)” (QS. Al Baqarah [2]:45-46).

Baca juga: Adu Gaya Alyssa Soebandono hingga Shireen Sungkar dengan Hijab Khimar

Al-Qur'an mendefinisikan orang yang taat dan rendah hati kepada Allah sebagai orang-orang yang pasti akan menemui-Nya di akhirat dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya setelah kematian mereka.

Khushu mewakili kondisi dari seseorang yang diartikan sebagai bentuk kesalehan dan mengingat rasa takut terhadap Allah di setiap saat. Khushu tak hanya ditujukan dalam permintaan doa, namun harus menjadi sifat dari manusia beriman dalam situasi dan kondisi apapun.

Karakteristik-karakteristik ini menggambarkan bagaimana kehidupan mulia seorang Nabi Zakaria, yang senantiasa mengakui keberadaan Allah. Dan sebagai balasannya, maka Allah tak pernah mengecewakannya, dengan memenuhi segala keinginannya melalui doa yang ia panjatkan; mengubah kondisi istrinya yang sebelumnya divonis mandul dengan memberkahinya dengan seorang putra yaitu Yahya.

Apa yang dimaksud dengan mengakui Allah?

Dalam sebuah hadits, Nabi berkata, “Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), kenalkanlah/dekatkanlah (dirimu) pada Allah disaat (kamu dalam keadaan) lapang (senang), supaya Allah mengenali (menolong)mu disaat (kamu dalam keadaan) susah (sempit), dan ketahuilah, bahwa segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) tidak akan menimpamu, maka semua itu (pasti) tidak akan menimpamu, dan segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) akan menimpamu, maka semua itu (pasti) akan menimpamu, dan ketahuilah, sesungguhnya pertolongan (dari Allah ta’ala) itu selalu menyertai kesabaran,dan jalan keluar (dari kesulitan) selalu menyertai kesulitan, dan kemudahan selalu menyertai kesusahan.”

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement