HAGIA Sophia merupakan bangunan megah dengan ciri kubah yang ikonik. Bangunan ini terletak di Distrik Fatih di Kota Istanbul, Turki.
Mengutip dari BBC, Senin (6/7/2020), kehadirannya berawal ketika Kaisar Bizantium, Justinian I, memerintahkan pembangunan katedral berukuran besar di Konstantinopel —ibu kota Kekaisaran Bizantium, yang juga dikenal sebagai Kekaisaran Romawi Timur— pada tahun 532.
Baca juga: Erdogan Ingin Kembalikan Hagia Sophia sebagai Masjid?
Para ahli bangunan membawa bahan-bahan dari seluruh wilayah Mediterania untuk membangun katedral kolosal tersebut.
Setelah pembangunan katedral itu rampung pada tahun 537, kota ini menjadi tempat kedudukan pimpinan gereja Ortodoks.
Upacara kenegaraan Kekaisaran Bizantium, seperti penobatan, dilangsungkan di bangunan tersebut.
Hagia Sophia menjadi rumah bagi Gereja Ortodoks Timur selama hampir 900 tahun, tetapi sempat dilarang pada periode singkat di abad ke-13, ketika tempat ini diubah menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kontrol pasukan invasi dari Eropa selama Perang Salib IV.
Tetapi pada 1453, Kekhalifahan Utsmaniyah di bawah Sultan Mehmed II menguasai Konstantinopel dan mengganti namanya menjadi Istanbul, sekaligus mengakhiri Kekaisaran Bizantium untuk selamanya.
Ketika memasuki Hagia Sophia, Sultan Mehmed II berkeras merenovasi dan mengubahnya menjadi masjid. Dia menghadiri Sholat Jumat pertama di bangunan itu.
Arsitek-arsitek Utsmaniyah kemudian menghapus atau menutupi simbol-simbol Kristen Ortodoks di dalam bangunan tersebut dan menambahkan menara ke dalam strukturnya.
Baca juga: Menanti Kejelasan Nasib Hagia Sophia, Berstatus Museum atau Masjid?
Sampai penyelesaian pembangunan Masjid Biru di Istanbul pada 1616, Hagia Sophia adalah masjid utama di kota tersebut. Arsitekturnya mengilhami pembangunan Masjid Biru dan beberapa masjid lainnya di sekitar kota dan dunia.
Setelah berakhirnya Perang Dunia I pada 1918, Kekaisaran Utsmaniyah yang mengalami kekalahan, wilayahnya dipecah-pecah oleh negara-negara Sekutu sebagai pihak yang menang. Namun, kekuatan nasionalis bangkit dan menciptakan Turki modern dari abu kekaisaran itu.
Pendiri Turki dan presiden pertama republik sekuler tersebut, Mustafa Kemal Ataturk, memerintahkan agar Hagia Sophia diubah menjadi museum.
Sejak dibuka kembali untuk umum pada 1935, tempat ini menjadi salah satu tempat wisata paling banyak dikunjungi di Turki.
Hagia Sophia Sangat Penting
Hagia Sophia yang bangunannya sudah berusia sekira 1.500 tahun memiliki makna keagamaan, spiritual, dan politik yang signifikan bagi kelompok-kelompok di dalam serta luar Turki.
Kelompok-kelompok Islam dan umat Islam yang taat menuntut agar bangunan itu dikembalikan menjadi masjid, dan mereka telah memprotes isi Undang-Undang 1934 yang melarang praktik keagamaan di situs tersebut.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menggaungkan tuntutan tersebut. Dalam pidato kampanye menjelang pemilihan lokal tahun lalu, dia mengatakan "kesalahan sangat besar" mengubah Hagia Sophia menjadi museum.
Semenjak itulah Erdogan dilaporkan meminta para pejabat terkait untuk mengetahui bagaimana mengubah fungsi bangunan bersejarah tersebut.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran