“Saya menghimbau kepada teman-teman di seluruh dunia, bukan hanya dengan kata-kata namun disertai aksi, bahwa mereka tidak akan bisa menerima penyangkalan Genosida ini dan membiarkan para pelaku bebas di luar sana,” kata Sefik Dzaferovic, seorang anggota Kepresidenan Tripartite seperti dilansir dari The Sydney Morning Herald, Senin (13/7/2020).
“Pembantaian Srebrenica telah disangkal (oleh para penguasa Serbia) dan diatur secara cermat seperti kejadiannya di tahun 1995. Kita tidak hanya berhutang pada warga Srebrenica namun kepada kemanusiaan, untuk melawan semua itu.”
Pada Juli 1995, sekitar 8.000 laki-laki dan remaja laki-laki muslim dipisahkan dari istri, ibu, dan saudara-saudara mereka oleh pasukan Serbia. Mereka dikejar dan dibunuh di suatu hutan di Srebrenica oleh pasukan tersebut, dan menjadi pembantaian terkejam di Eropa setelah peristiwa Third Reich.
Pembantaian ini merupakan yang paling kejam di antara perang-perang yang terjadi di Bosnia antara tahun 1992-1995, di mana ini terjadi akibat perpecahan di Yugoslavia.