NABI Ibrahim 'alaihissalam ialah nabi yang memiliki keimanan dan ketabahan yang luar biasa. Terlahir di lingkungan kaum musyrikin penyembah berhala, tugasnya membawa risalah tauhid amat berat, bahkan nyawa jadi taruhannya.
Nabi bernama lengkap Ibrahim bin Azzar bin Tahur bin Sarush bin Ra’uf bin Falish bin Tabir bin Shaleh bin Arfakhsad bin Syam bin Nuh menyimpan kisah spektakuler di mana jasadnya tidak dimakan api saat dibakar oleh raja zalim bernama Namrud.
Melansir dari laman Prayer Dhikr Islamic, Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup karena dia telah menghancurkan patung berhala buatan ayahnya.
Masyarakat saat itu ialah penyembah berhala dan berkeyakinan bahwa patung-patung itu dapat memberi manfaat bagi mereka.
Dalam Alquran, Raja Namrud disebutkan telah memerintahkan rakyatnya membangun tempat tinggi untuk membakar kekasih Allah yang termasuk dalam golongan Rasul Ulul Azmi itu.
Tujuannya agar jasad Ibrahim dapat disaksikan seluruh rakyat di negeri itu. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
قَالُوا۟ ٱبْنُوا۟ لَهُۥ بُنْيَٰنًا فَأَلْقُوهُ فِى ٱلْجَحِيمِ
Artinya: "Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu," (QS. Ash-Shaffat: 97).
Baca juga: Ketika Gus Miftah Menangis Diamanatkan Sumbangan oleh Wanita Pekerja Malam
Raja Namrud kemudian memerintahkan menaikkan jasad Nabi Ibrahim untuk dibakar di atas kobaran api yang menyala-nyala. Orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu mengira bahwa ayahanda Nabi Ismail itu akan tewas terpanggang.
Pada momen mengerikan itu, turunlah Malaikat Jibril seraya berkata kepada Ibrahim: "Apa kau butuh pertolonganku?" Nabi Ibrahim tegas menjawab, "Tidak, aku tidak butuh pertolonganmu. Aku hanya butuh pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala," kata Ibrahim.
Nabi Ibrahim lantas berdoa kepada Allah dengan kalimat hasbalah yang dinukil dari Alquran Surah Ali Imran ayat 173:
حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ
Artinya: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung," (QS. Ali Imran: 173).
Kemudian atas izin Allah Ta'ala, api yang membakar Nabi Ibrahim seketika menjadi dingin dan sama sekali tidak bisa membakar tubuhnya. Allah lalu berfirman:
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
Artinya: "Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim," (QS. Al-Anbiya: 69).
Dari sahabat Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi ‘Ibrahim 'alaihissalam ketika beliau hendak dilempar di api. Sedangkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat:
إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (HR. Bukhari no. 4563).
(Rizka Diputra)