ORANGTUA memiliki peran penting dalam kehidupan seorang Muslim. Melalui ridha orangtua, maka Allah Subhanahu wa ta'ala juga akan memberikan ridha-nya. Artinya untuk meraih kebaikan di dunia dan akhirat harus mendapatkan terlebih dahulu kerelaan hati orangtua, setelah itu akan mendapat keberkahan Allah Ta'ala.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: 'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil'." (QS Al Isra: 24)
Baca juga: 10 Inspirasi Nama Bayi Perempuan Islami Bermakna Salihah dan Cantik
Mengutip dari Lirboyo, Jumat (17/7/2020), Islam sangat menekankan berbuat baik kepada orangtua. Sampai jika berani kepada mereka termasuk dosa besar, selevel dengan dosa syirik, memakan harta hasil riba, berzina, mencuri, dan setingkatnya.
Berbuat baik kepada orangtua, birrul walidain, sangat kompleks, yang tujuan utamanya adalah untuk mematuhi serta memuliakan keduanya, memenuhi panggilan dan kebutuhan mereka.
Dalam kitab-kitab turats ada keterangan yang memperkenakan sholat dibatalkan saat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memanggil, tentunya bagi orang-orang yang semasa dengan beliau.
Lalu bagaimana ketika yang memanggil kita itu orang tua? Apa kita batalkan saja sholat dan segera menghadap mereka? Mengingat kewajiban taat kepada mereka. Atau, diam?
Ada kisah teladan dari riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu tentang seorang pemuda Bani Israil yang rajin beribadah, suatu hari ibunya memiliki kebutuhan dan memanggil putranya, Juraij, dengan nama.
"Juraij!" panggil sang ibu.
Juraij yang sedang sholat berkata dalam hati, "Ya Tuhan, mana yang kudahulukan, sholat atau ibuku?"
Belum juga ia mengambil keputusan, ibunya memanggil yang kedua kalinya.
"Juraij!" terdengar nada kesal.
Juraij masih bimbang. "Ya Tuhan, mana yang kudahulukan, sholat atau ibuku?" Belum ada tindakan.
Mungkin karena ada kebutuhan penting, sang ibu memanggil yang ketiga kalinya.
"Juraij!" panggil ibunya dalam kondisi di puncak amarah.
Ia pun lepas kontrol berkata-kata menyumpahi Juraij, "Ya Allah, jangan sampai Juraij mati sebelum ia bertemu dengan pelacur (fitnah)."
Baca juga: Bolehkah Berkurban Sekaligus Niat Akikah?
Sampai di sini, ada pelajaran berharga untuk orangtua utamanya ibu, doa mereka mustajab. Jangankan doa, ucapannya pun diamini malaikat.
Setiap kata yang keluar dari lisan terhadap anak hendaknya lebih berhati-hati agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi. Banyak sekali cerita melegenda yang berkaitan dengan ini yang tidak asing di telinga.
Mungkin saja ibu Juraij tidaklah sengaja, ataupun tak berharap kata-katanya itu menjadi doa. Orangtua mana pun tidak akan pernah membenci anaknya. Pintu maaf mereka terhadap kesalahan anak sangatlah lebar terbuka.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran