Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Merayakan Idul Adha, Membela Kemanusiaan

Merayakan Idul Adha, Membela Kemanusiaan
Ilustrasi Sholat Idul Adha. (Foto: Okezone)
A
A
A

Memanusiakan manusia tidak lain menjadi manusia yang berakhlak. Manusia yang peduli dengan manusia lainnya. Manusia yang dipenuhi rasa kasih dan sayang.

Itulah sebabnya di dalam Alquran dijelaskan bahwa Tuhan tidak membutuhkan darah dan daging yang dikurbankan, melainkan ketakwaan. Sementara daging yang dikorbankan dibagikan kepada orang miskin yang membutuhkan.

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: "Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS Al-Hajj: 37)

Baca juga: Takjubnya Jamaah Haji saat Tawaf Berjarak, Rasanya seperti Mimpi 

Jadi hakikat Hari Raya Kurban tidak lain adalah bertujuan membela kemanusiaan. Menumbuhkan kesadaran pribadi untuk mengeluarkan sebagian harta, baik dalam keadaan susah maupun mudah, untuk orang lain yang membutuhkan. Tanpa kesadaran pribadi, pasti banyak tidak melakukan hal ini.

Namun perlu diingat pula, kesadaran berkurban juga harus selaras dengan sistem keyakinan yang dibangun, yakni meyakini bahwa Tuhan tidak kejam. Tuhan tidak membutuhkan tumbal.

Sifat Tuhan di ayat pertama Surah Al-Fatihah merupakan bukti yang paling kuat. Tidak dapat dibantah. Tuhan menjelaskan, "Aku adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim." Dua sifat Tuhan tersebut melingkupi semua sifat-sifat Tuhan lainnya.

Hewan kurban. (Foto: Okezone)

Ketika kita diminta untuk mengucapkan basmallah, itu menandakan tindakan yang dilakukan jangan sampai melupakan nilai kasih dan sayang. Jadi di balik ucapan tersebut tersimpan perintah untuk menjaga kasih dan sayang. Menjaga perdamaian. Menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang paling luhur.

Sayangnya ucapan basmallah tidak pernah diresapi dengan baik. Akhirnya banyak orang mencaci dengan membaca basmallah. Orang mencuri atau korupsi dengan membaca basmallah. Orang membunuh dengan membaca basmallah.

Kata basmallah hanya menjadi simbol dan tradisi yang tidak bermakna sama sekali. Basmallah hanya menjadi ritual membuka acara yang isinya memperbincangkan kebengisan.

Baca juga: Hari Arafah, Waktu Terkabulkannya Doa-Doa 

Kata Hari Raya Kurban berasal dari kata qaraba-yaqrabu yang artinya dekat. Jadi orang yang berkurban adalah orang yang dekat hatinya kepada Tuhan. Dapat juga dimaknai bahwa berkurban tidak lain adalah upaya mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dua makna ini tentu saja identik dengan orang yang bertakwa. Orang yang bertakwa pasti ingin selalu dekat kepada Tuhan. Oleh sebab itu dia selalu mencoba menjaga hubungan baik dengan Tuhan. Caranya sederhana jangan sampai terjebak pada maksiat.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement