PERDANA Menteri Pakistan, Imran Khan dinobatkan sebagai 500 muslim paling berpengaruh di dunia versi Royal Islamic Strategic Studies Center of Jordan, edisi ke-11. Prestasi ini berkat usahanya mencapai perdamaian abadi dengan India sejak ia mengambil alih kekuasaan pada tahun 2018.
Publikasi tersebut menyoroti upayanya untuk menormalkan hubungan dengan India dan menghindari konfrontasi, khususnya atas Kashmir. Khan dianggap berperan penting mewujudkan perdamaian abadi, seperti yang ditunjukkan dalam langkah India pada Agustus tahun lalu untuk memberlakukan jam malam militer di Kashmir yang dikelola India, dan penangkapan ribuan warga Kashmir. Demikian dilaporkan laman Gulf Times, Selasa (25/8/2020).
Sementara itu, perdana menteri menyatakan bahwa perekonomian negara berada di jalur yang benar. Dalam tweetnya kemarin, dia mengatakan bahwa saldo akun saat ini naik ke surplus USD424 juta pada Juli tahun ini. Ini, katanya, setelah neraca transaksi berjalan mencatat defisit 613 dolar pada Juli tahun lalu dan defisit 100 dolar pada Juni tahun ini.
Baca juga: Koin Emas Kuno Peninggalan Dinasti Abbasiyah Ditemukan di Israel
Khan mengatakan bahwa perubahan haluan yang kuat ini adalah hasil dari pemulihan ekspor yang terus berlanjut, yang naik 20 persen dibandingkan dengan bulan Juni, dan rekor pengiriman uang.
Ia juga menyatakan tekadnya untuk melayani masyarakat melalui agenda pembangunan nasional. Pada postingan Facebooknya, dia mengatakan pemerintah berfokus pada empat bidang prioritas untuk mempercepat proses pembangunan: meningkatkan ekspor, penggunaan jalur hukum untuk pengiriman uang, investasi asing, dan pembatasan pencucian uang.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri telah mengarahkan Dewan Pendapatan Federal (FBR) untuk membuka kembali 565 keluhan yang terdaftar di Portal Warga Pakistan dan memastikan penyelesaiannya berdasarkan prestasi.
Unit Pengiriman Perdana Menteri (PMDU) telah menerima laporan tentang kinerja pejabat FBR. Menurut laporan itu, peringatan ketat telah dikeluarkan untuk 10 pejabat senior FBR atas kinerja buruk mereka.