Ayah, suami, dan saudaranya wafat terbunuh pada peristiwa pengusiran Yahudi Bani Nadhir dari Madinah, setelah mereka mengkhianati perjanjian damai dengan kaum muslimin di Perang Khandaq.
Namun demikian, Shafiyyah mengakui akan mulianya akhlak dan budi pekerti Rasulullah SAW.
Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menjadikan paha beliau sebagai pijakan Shafiyyah untuk menaiki unta.
Shafiyyah juga pernah mengunjungi suaminya, Rasulullah SAW, ketika beliau sedang beri’tikaf. Setelah saling berbincang beberapa saat, Rasulullah SAW pun mengantar Shafiyyah untuk pulang.
Rasulullah kadang berjalan tanpa alas kaki, dan sangat zuhud terhadap kenikmatan duniawi, walau kemewahan dunia sangat mudah untuk beliau dapatkan.