“Kami, 50 orang, datang ke Masjidil Haram untuk menawarkan layanan sukarela tujuh tahun lalu dan menawarkan pekerjaan dengan dedikasi penuh. Makanya, otoritas Masjidil Haram menugaskan kami untuk melayani kursi roda bagi jemaah haji wanita dan akhirnya kami mulai menerima gaji bulanan,” ujarnya.
Bagi Meeaad Al-Tuwairqi, melayani peziarah di tempat suci paling suci Islam adalah realisasi mimpinya dan jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan selama ini.
Baca Juga: Penting bagi Umat Muslim untuk Miliki Rasa Diawasi meski Sendirian, Mengapa?
“Sejak kecil, passion saya adalah mengulurkan tangan membantu orang lain dan permohonan saya adalah mendapatkan kesempatan untuk melayani para tamu Tuhan. Sekarang, saya bekerja setiap hari delapan jam dari jam 15.00 WAS sampai jam 23.00 WAS,”katanya.
Dia menambahkan bahwa dia permohonannya dikabulkan melebihi harta apa pun di dunia ini.
Pengalaman lain diungkapkan Arwa Ahmad. Dia mengaku melayani jemaah wanita lansia layaknya melayani ibu kandungnya sendiri.