Pertama, hewan dipingsankan sebelum dipotong. Kedua, dipotong dengan pisau yang sangat tajam dalam sekali tebas. Semua ini dalam rangka menghindari rasa sakit ketika penyembelihan. Jadi, meski yang dipotong adalah hewan namun prinsip kemanusiaan tetap diterapkan.
Baca juga: Rumah Sakit di Amerika Kini Sediakan Menu Makanan Halal
"Proses selanjutnya tidak kalah ketat; darah dibiarkan mengucur dari hewan sehingga daging bebas darah, semua kotoran (najis) dibersihkan dan dipastikan tidak ada yang tertinggal, termasuk ketika pengemasan (packaging)," lanjut Tantowi.
Ia mengungkapkan, menurut penelitian dan kesaksian konsumen, hewan yang dipotong dalam keadaan rileks dan tidak ada darah yang tertinggal membuat dagingnya terasa lebih enak serta tahan lama dalam penyimpanan. Untuk itu, konsumen rela membayar 25 persen lebih mahal dari daging biasa.
(Hantoro)