Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Seorang Muslim Tidak Suka Ketenaran, Begini Penjelasan Ulama

Vitrianda Hilba Siregar , Jurnalis-Kamis, 15 Juli 2021 |20:00 WIB
Seorang Muslim Tidak Suka Ketenaran, Begini Penjelasan Ulama
Seorang Muslim tidak suka ketenaran. (Foto: Freepik)
A
A
A

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَأَيْتَ الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْعَمَلَ مِنْ الْخَيْرِ وَيَحْمَدُهُ النَّاسُ عَلَيْهِ؟ قَالَ: تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ

"Dikatakan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam: Wahai Rasulullah bagaimana dengan orang yang melakukan kebaikan sehingga manusia memujinya? Beliau bersabda: Itu adalah kabar gembira yang dipercepat bagi orang yang beriman." [HR. Muslim]

Baca Juga: Jantung Jadi Sehat Jangan Lupa Resep Herbal Ustaz Zaidul Akbar

"Namun ia harus tetap waspada, jangan sampai ujub dan sombong karena sudah terkenal dan dipuji orang. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarang kita memuji orang yang dikhawatirkan akan terjerumus kepada ujub dan sombong," pungkasnya.

Sahabat yang Mulia Abu Bakrah Nufai' bin Al-Harits Ats-Tsaqofi radhiyallahu’anhu meriwayatkan, 

أَثْنَى رَجُلٌ عَلَى رَجُلٍ عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: «وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ، قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ» مِرَارًا ثُمَّ قَالَ: «مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَادِحًا أَخَاهُ لَا مَحَالَةَ فَلْيَقُلْ: أَحْسِبُ فُلَانًا وَاللهُ حَسِيبُهُ، وَلَا أُزَكِّي عَلَى اللهِ أَحَدًا، أَحْسِبُهُ كَذَا وَكَذَا إِنْ كَانَ يَعْلَمُ ذَلِكَ مِنْهُ

"Ada orang memuji orang lain di depan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: 'Celaka engkau, karena engkau telah memenggal leher saudaramu, engkau telah memenggal leher saudaramu'. Beliau mengatakan itu berkali-kali, kemudian bersabda: Barangsiapa diantara kalian yang harus memuji saudaranya hendaklah ia katakan: 'Fulan begini (yaitu orang baik) menurut perkiraanku, dan Allah yang lebih pantas menilainya. Aku tidak mendahuli Allah untuk mensucikan seorang pun. Fulan itu begini dan begitu (yaitu orang baik) menurut perkiraanku'. Kalau memang ia mengetahui bahwa fulan tersebut memiliki sifat-sifat baik itu." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Maksud hadits yang mulia ini adalah orang yang memuji dapat menjerumuskan orang yang dipuji kepada ujub dan sombong, maka orang yang memuji telah mencelakai orang yang dipuji.

(Vitrianda Hilba Siregar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement