HARI raya Idul Adha 1442 Hijriah/2021 Masehi tinggal beberapa hari lagi. Ibadah penyembelihan hewan kurban pun ditunaikan sebagian besar kaum Muslimin. Setelah menyembelih biasanya orang-orang akan membuat sate dari daging kurban tersebut.
Ya, rata-rata orang Indonesia akan segera membakar sate daging kurban setelah menerimanya. Sate merupakan olahan praktis yang tidak membutuhkan banyak persiapan. Tinggal membuat bumbu kecap atau bumbu kacang, kemudian membakarnya.
Baca juga: Jelang Kedatangan Jamaah Haji, Masyarakat Umum Tidak Diizinkan Sholat di Masjidil HaramÂ
Dibanding membuat rendang atau semur yang membutuhkan persiapan lebih lama, makanya masyarakat banyak yang memilih mengolah daging kurban menjadi sate. Selain praktis, sate juga sangat lezat.
Namun tahukah Anda, mengapa sate menjadi makanan favorit banyak orang di momen Lebaran Kurban? Bagaimana asal-usul sate berada di tengah-tengah masyarakat?
Dikutip dari akun Instagram @satekongkow, sate diperkirakan muncul dari pedagang jalanan yang berada di sekitar Jawa pada abad ke-19.
Faktanya, sate mulai populer pada abad itu bersamaan dengan pedagang asal Arab, Gujarat India, dan pedagang Muslim lainnya yang datang ke Pulau Jawa.
Baca juga: Tahun Ini Jokowi Sumbangkan 35 Sapi Kurban untuk Seluruh ProvinsiÂ
Awalnya masyarakat Indonesia memasak daging dengan cara direbus. Tapi setelah mengenal kebab yang merupakan masakan khas Timur Tengah, orang-orang pribumi pun suka makan daging sapi atau kambing dengan cara dibakar.
Inilah yang menjadi awal mula sate sebagai makanan favorit masyarakat Indonesia kala itu. Kata sate berasal dari bahasa Tamil yaitu "catai" yang artinya daging. Sate berkembang di seluruh wilayah Indonesia hingga saat ini.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran