KIAI Haji Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal Gus Baha menceritakan tentang orang miskin di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Mereka berjiwa heroik karena selalu berbagai. Contohnya saat perang, orang-orang miskin tersebut rela menyisihkan hartanya.
Dikutip dari unggahan video akun Instagram @ngajigusbaha, Gus Baha mengungkapkan bahwa saat zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, semua orang dilatih untuk jadi aktor, yakni menyumbang segala yang dimiliki. Ini termasuk untuk orang miskin maupun kaya raya.
Baca juga: Gus Baha Ungkap Allah Ta'ala Sangat Dekat dengan Hamba-Nya
"Sehingga, orang miskin pun saat Perang Tabuk itu menyumbang. Ada yang menyumbang emas yang tak terkira, itu Syaidina Usman. Ada yang hanya punya beras 2 kilogram disumbangkan (dibagi dua)," ujar Gus Baha.
Ia melanjutkan, artinya umat Islam membiayai kebutuhan dan makannya sendiri. Ini berarti masyarakat yang kurang mampu tersebut memiliki jiwa heroik.
"Efek dari ingin memberi adalah tidak tamak," terang Gus Baha.
Kemudian, lanjut dia, andaikan masyarakat mau memberikan sumbangan kepada Indonesia, maka pemerintah tidak akan dikritik mengurus rakyatnya, meskipun sebenarnya pemerintah yang harus bertanggung jawab.
Baca juga: Gus Baha Buktikan Islam Mengajarkan Berpikir Logis
Namun masyarakat menilai bahwa mereka yang harus diberi, bukan memberikan kepada pemerintah. Padahal, sifat memberi adalah solusi yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam.
"Jadi posisi memberi jauh lebih baik daripada menerima," ujar Gus Baha.