Sesampainya di markas dakwah tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam pun bertatap muka dengan Umar. Mencengkeram bahu sang kafir dengan kencang, Rasulullah bertanya kepada Umar, "Apakah kau akan menunggu azab Allah sebelum beriman?"
Hal itu ditanyakan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sebanyak dua kali. Akhirnya Umar pun luluh dan berlutut di hadapan Nabi Muhammad dan mengucap kalimat syahadat. Sejak saat itu Umar berubah menjadi sahabat Rasulullah yang paling berusaha melindungi junjungannya.
Baca juga: Kisah Bilal bin Rabah Bikin Penduduk Madinah Menangis saat Kumandangkan Azan
Setelah menjadi khalifah, Umar dikenal sebagai sosok yang berbanding terbalik dari masa jahil-nya. Umar, yang dulunya dikenal sering mabuk, menjadi lelaki yang anti khamr sampai-sampai berhasil membuat diturunkannya wahyu yang mengharamkan khamr.
Umar juga dikenal sebagai pemimpin yang murah hati, tidak mau tidur sebelum yakin umat Islam tak ada yang kesulitan. Bahkan, ia pernah menolak makan ketika rakyatnya mengalami musim paceklik.
Baca juga: Biografi Umar Bin Khattab, Dapat Julukan Al-Faruq Langsung dari Rasulullah SAW
Berkat perubahan ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam secara pribadi memberikan gelar Al Farouq kepada Umar. Prinsipnya yang farouq alias bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, membuatnya menjadi pemimpin yang disegani dan dicintai oleh pengikutnya; dan membuatnya menjadi sosok yang sangat ditakuti para musuh Allah Subhanahu wa ta'ala karena hatinya yang tidak mudah goyah.
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)