Dia meminta pendapat anaknya mengenai perintah itu. Perintah Allah Subhanahu wa ta'ala tersebut berkenaan dengan penyembelihan diri anaknya sendiri yang merupakan cobaan yang besar bagi orangtua dan anak.
Sesudah mendengarkan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala itu, Ismail dengan segala kerendahan hati berkata kepada ayahnya agar melaksanakan segala apa yang diperintahkan kepadanya. Dia akan taat, rela, dan ikhlas menerima ketentuan Allah serta menjunjung tinggi segala perintah-Nya dan pasrah kepada-Nya.
Baca juga: Doa Sujud Sahwi, Lengkap dengan Terjemahan dan Artinya
Ismail yang masih sangat muda itu mengatakan kepada orangtuanya bahwa dia tidak akan gentar menghadapi cobaan tersebut, tidak akan ragu menerima qada dan qadar Allah. Dia dengan tabah dan sabar akan menahan derita penyembelihan itu. Sikap Ismail sangat dipuji oleh Allah dalam firman-Nya:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا
Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail di dalam Kitab (Alquran). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang rasul dan nabi." (QS Maryam: 54)
Wallahu a'lam bishawab.
Baca juga: 4 Potret Pesepakbola Muslim Klub Chelsea Hakim Ziyech Sayang Uminya, Patut Ditiru
(Hantoro)