Guru-Guru Imam Abu Hanifah
Setelah memutuskan untuk mengikuti saran As-Sya’bi, meninggalkan hiruk-pikuk dunia perdagangan dan mencurahkan lebih banyak simpati kepada para ulama, ‘santri baru’ itu sudah mulai jarang tampak di pasar. Ia mulai menjauh dari kebisingan di tempat itu. Walaupun, sesekali juga menyempatkan diri menyambangi para pelanggan setia dan teman-temannya di sana. Tapi itu bisa dihitung jari. Dalam sepekan, mungkin sekali atau bahkan tidak sama sekali. Kesehariannya sibuk dengan mengaji, menghadiri halakah demi halakah para ulama di Kufah.
Di antara para ulama, tempat simpuh Abu Hanifah mengambil hadis adalah imam ‘Atha’ bin Abi Rabah, imam Nafi’ (mantan budaknya Ibnu Umar), Imam Qatadah, dan Syekh Hammad bin Abi Sulaiman (tempat mulazamah terlama, selama 18 tahun).
Dari syekh Hammad ini pula, ia belajar fiqih secara mendalam dengan transmisi keilmuan yang sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Sebab, gurunya itu merupakan murid dari Ibrahim al-Nakha’i dan al-Sya’bi, yang mana keduanya adalah santri tiga ulama besar: Imam Al-Qhadli, Alqamah bin Qais, dan Masruq bin Ajda’. Mereka semua belajar fikih kepada Abdullah bin Mas’ud dan Imam Ali bin Abi Thalib, gerbang keilmuan baginda Nabi. Keterangan ini ditulis oleh Muhammad Ali as-Sayyis dalam Tarikh al-Fiqih al-Islami (halaman 104).
Baca juga: Hentikan Pemberangkatan Jamaah Umrah, Kemenag Lakukan Evaluasi
Baca juga: Terungkap Sosok Guru Ngaji yang Jenazahnya Utuh dan Harum meski 17 Tahun Dikubur
Kisah Teladan Imam Abu Hanifah
Suatu ketika Jubarah bin al-Mughallis bercerita tentang dirinya yang pernah mendengar Qais bin ar-Rabi’ memuji Imam Abu Hanifah. Qais berkata:
كان أبو حنيفة ورعا تقيا مفضلا على إخوانه
Artinya: "Abu Hanifah adalah seorang amat warak dan benar-benar taat beragama, ia juga gemar menebar kebaikan kepada sesama."
Sebenarnya ada banyak pengakuan serupa terkait kewarakan Imam Nu’man bin Tsabit. Pengakuan itu juga muncul dari orang-orang elite, sekelas Imam As-Syafi’i, Imam Malik, dan seterusnya. Belum lagi pengakuan yang muncul dari para murid dekatnya; orang-orang yang langsung mengaji, satu majelis dengan Abu Hanifah. Seperti imam Abu Yusuf al-Hanafi (wafat 183 H) dan Muhammad bin al-Hasan as-Syaibani (wafat 198 H).