SUDAH wajar jika balai desa menjadi tempat berkumpul warga untuk mengadakan pertemuan dan musyawarah. Akan tetapi di Desa Lamayang, Kecamatan Simeulue Tengah, Kabupaten Simeulue, balai desa juga dimanfaatkan warga sebagai masjid. Tidak ada masjid menjadi alasan warga menggunakan balai desa sebagai sarana ibadah.
Lokasi masjid terdekat dari perkampungan warga Desa Lamayang berada di Desa Wel Wel yang jaraknya cukup jauh serta medan yang sulit. Untuk sampai ke masjid terdekat tersebut, warga Lamayang harus menempuh perjalanan melewati hutan serta jalan yang masih berupa tanah.
Baca juga: Badrudin, Marbut di Sukabumi Berharap Memiliki Rumah LayakÂ
Muhammad Ali Hanafiah dari Tim ACT Subulussalam mengatakan, oleh warga setempat, balai desa tersebut diberi nama Masjid Al Huda. Kondisi bangunan balai desa itu pun sudah memprihatinkan karena merupakan bangunan semi-permanen.
"Model bangunannya panggung, dinding dan lantainya dari tripleks. Bagian belakang enggak ada dinding penutup, jadi kalau hujan, air masuk, bikin basah ruangan masjid," kata Ali.
Baca juga: Siswa SLB Beranda Istimewa Belajar di Ruangan Bekas GarasiÂ
Saat dipenuhi jamaah, tambah Ali, lantai masjid berdenyit. Suara tersebut menjadi tanda bahwa bangunan masjid tidak sekukuh dahulu.
"Jemaah khawatir masjid ambruk karena enggak mampu nahan beban," jelasnya.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News