Perjalanannya sebagai seorang muslim tentunya banyak pertentangan dari keluarga. Amira merasakan perubahan yang begitu drastis dari keluarganya. Amira juga sempat tidak dianggap sebagai keluarga.
Amira juga menceritakan ketika dirinya akan mengucapkan dua kalimat syahadat, ibunya menangis. Ibunya merasa akan kehilangan anaknya. Ini pertama kali dalam hidup Amira membuat ibunya menangis.
Baca juga: Cerita Anak Band Metal Masuk Islam, Gara-Gara Surat Al Ikhlas hingga Kini Aktif Dakwah di Masjid
"Saya bilang, jangan nangis. Dia merasa saya akan jadi orang lain. Saya bilang kepada ibu saya, itu bukanlah Islam yang ibu pikirkan. Tapi saat itu saya belum ada cukup ilmu untuk menjelaskan tentang Islam. Tapi Masya Allah ibu sangat memahami. Sekarang pun sudah duduk bersama. Dan doakan dia, dia masih belum dapat hidaya. Insya Allah," tuturnya.
Selain itu kakaknya yang tidak paham soal Islam juga sempat marah kepadanya. Apalagi Amira mengubah penampilannya dengan berhijab.
"Kakak marah. Dia bilang banyak orang Islam yang tidak pakai kerudung. Kata kakak, ada orang mengaku orang Islam tapi dia tidak pakai (kerudung) juga. Kakak katakan itu pada awalnya kakak tak paham," ucapnya.
Amira pun terus memberikan pengertian kepada sang kakak. Dia mengatakan kalau kakaknya yang seorang guru pastinya ketika memberikan pelajaran ingin didengarkan oleh murid-muridnya. Begitu juga dengan dirinya yang setelah masuk Islam ingin mengikuti semua ajaran agama Islam.
"Saya bilang, setelah saya mengucapkan dua kalimat Syahadat sebagai seorang Islam, saya harus ikuti ajaran Islam. Saya ingin mendapatkan jawaban yang benar. Saya ingin Allah memandang saya dengan gembira. Ingin mendapat ridho Allah," katanya.
Baca juga: Kisah Mualaf Cantik Ameena: Dulu Tomboi dan Pemberontak, Kini Jadi Ustadzah Terkemuka di Inggris
Amira merasa setelah masuk Islam banyak perubahan yang dirasakan, terutama dari penampilan. Kini ia tampil sangat cantik dalam balutan hijab.
"Mungkin pada awalnya saya merasa susah tapi harus dilakukan semuanya. Mungkin keluarga akan merasakan tidak merasa, mengapa saya sudah menjadi orang lain. Mungkin mereka akan merasa kesulitan ketika mau makan bersama, harus mencari restoran yang halal. Tapi kita harus kuat, menguatkan iman. Kita mencari makanan halal karena Allah," jelasnya.