Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Puasa Arafah dan Idul Adha Ikut Makkah atau Indonesia? Ini Kata MUI

Tim Okezone , Jurnalis-Senin, 04 Juli 2022 |18:04 WIB
Puasa Arafah dan Idul Adha Ikut Makkah atau Indonesia? Ini Kata MUI
Ilustrasi puasa Arafah dan hari raya Idul Adha. (Foto: Istimewa/Thoughtco)
A
A
A

PUASA Arafah dan hari raya Idul Adha di Makkah dengan Indonesia. Pemerintah Arab Saudi menetapkan puncak ibadah haji berupa wukuf di Padang Arafah dilaksanakan pada 8 Juli, Idul Adha 9 Juli 2022 Masehi.

Lantas, bagaimana sikap kaum Muslimin Tanah Air, puasa Arafah dan hari raya Idul Adha ikut Tanah Suci Makkah atau Pemerintah Indonesia?

Baca juga: Sejarah Anjuran Puasa Sunah 1-9 Dzulhijjah Beserta Dalil Sahihnya 

Dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada Jumat 1 Juli 2022. Berarti Idul Adha akan jatuh pada hari Ahad 10 Juli.

Perbedaan Idul Adha yang akan terjadi tahun ini adalah sesuatu yang biasa pada beberapa tahun sebelumnya. Hal itu karena perbedaan metode dalam menetapkan 1 Dzulhijjah yakni rukyah dan hisab.

Selain perbedaan metode tersebut, perbedaan kerap terjadi antara satu negara dan negara lain, terutama jika standar 9 Dzulhijjah adalah terjadinya hari wukuf di Padang Arafah.

Sebaiknya bangsa Indonesia mengikuti pemerintah saja karena keputusan pemerintah menghilangkan perbedaan pendapat. Hal ini diakui oleh seluruh fuqaha dari empat mazhab.

Baca juga: Doa Hari Arafah Paling Mustajab Mulai Siang Ini hingga Magrib 

Adanya perbedaan Makkah dan Indonesia sangat riskan (besar risikonya) karena wukuf di Makkah hari Jumat sedangkan Idul Adha Sabtu. Di Indonesia puasa Arafah hari Sabtu, lebaran hari Ahad.

Dalam hal lebaran dan kurban bila terjadi kesalahan penentuan waktu Sholat Idul Adha dan kurban tetap sah karena bagian dari ijtihad yang dibenarkan dalam agama.

Mengenai pendapat ulama tentang perbedaan terbitnya bulan harus ikut ke mana umat ini terutama yang berjauhan negeri? Jumhur ulama Mazhab Malikiyah, Hanafiah, dan Hanabilah berpendapat cukup satu tempat melihat bulan, di negara lain ikut lebaran walaupun tempatnya jauh.

Baca juga: Niat Puasa Arafah Batas Akhir Sebelum Masuk Waktu Subuh 

Baca juga: Puasa Arafah Membebaskan Diri dari Siksa Neraka 

Berbeda dengan pendapat ulama Mazhab Syafi'iyah setiap tempat yang lebih 24 farsakh atau sekira 57 kilometer sudah tidak wajib ikut ketentuan penentuan di tempat itu atau harus ikut ketentuan pemerintah di mana dia bermukim.

Pendapat Syafi'iyah inilah yang dianut di Indonesia karena ketentuan lebaran di Makkah tidak diikuti sebab berbeda tempat terbitnya bulan.

Wallahu a'lam bisshawab.

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement